BERITA PILIHANDAERAHNASIONALNUSANTARAPALU KOTAPOLITIKASULAWESISULTENG

Konvergensi Media, Ancaman Ujaran Kebencian Mengintai

MEDIA KOMUNIKASI: Koordinator Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Untad, Dr Achmad Herman SSos MSi, dalam siaran Radar Sulteng Podcast, Sabtu sore (11/6). (TANGKAPAN LAYAR)
Dilihat

PALU-Isu konvergensi media menjadi bahan utama dalam diskusi bersama Koordinator Prodi Magister Ilmu Komunikasi FISIP Untad, Dr Achmad Herman SSos MSi. Dalam siaran Radar Sulteng Podcast pada Sabtu sore (11/6), ada banyak hal yang dibahas khususnya pada aspek tantangan dan dampaknya.

Berangkat dari tema Podcast “Membangun Kurikulum Ilmu Komunikasi di Era Konvergensi Media “, diskusi berkembang dari kesiapan dan sikap adaptif perguruan tinggi dalam menjawab era konvergensi media hingga ke sikap serta perilaku masyarakat dalam merespons digitalisasi media. Dimana konvergensi media mengubah semua elemen informasi menjadi bentuk digital.

Herman, sapaan akrabnya, mengungkapkan masyarakat cenderung keliru dalam mengartikan media online sebagai media sosial. Padahal media online jelas berbeda dengan media sosial yang dijalankan oleh pihak-pihak yang belum tentu adalah lembaga pers atau jurnalis.

Dia menyebutkan media online harus memiliki tiga syarat kelayakan. Pertama, media online adalah lembaga komunikasi massa. Kedua, harus terverifikasi oleh suatu lembaga resmi, misalnya Dewan Pers. Hal ini penting karena ketika terjadi kasus atau sengketa informasi, bisa mengaku ke lembaga resmi. Sehingga ada koridor yang jelas.

“Kalau akunnya tidak jelas, kepada siapa mengadu. Apalagi jejak era konvergensi media, ada banyak pencemaran nama baik terjadi sampai hate speech atau ujaran kebencian,” unkapnya.

Syarat yang ketiga, yakni informasi yang dihasilkan adalah produk jurnalistik. Tiga hal inilah yang harus diketahui dan dipahami oleh masyarakat sehinga bisa menyaring informasi. Dia pun mengingatkan agar digital skill, digital ethics, digital safety, dan digital culture, menjadi pegangan bersama dalam era konvergensi media ini.

“Bagaimana kita bisa secara aman berdigital, aman bermedia karena hoax paling banyak muncul saat Pilkada. Apalagi kita akan menghadapi Pilpres pada 2024 nanti,” jelas akademisi bidang Komunikasi Politik ini.

Dia pun memiliki saran jitu bagi para politisi. Utamanya politisi lokal di Sulawesi Tengah dalam menghadapi 2024 nanti. Apakah itu? Semuanya dibeberkan Herman pada siaran Podcast terbaru yang telah rilis di akun Youtube Radar Sulteng. Silakan disimak.(uq)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.