PALU KOTA

Kesadaran Masih Minim, Angka Lakalantas Meningkat

BERI KETERANGAN : Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sulteng, Kingkin Winisuda (tengah), didampingi Wakil Direktur Lalu Lintas (Wadirlantas) Polda Sulteng, Agustin Tampi (kiri) dan Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Sulteng, Kompol Sugeng Lestari saat konfrensi pers, Selasa (18/5/2021). FOTO : AGUNG
Dilihat

PALU – Operasi Ketupat Tinombala 2021 resmi berakhir. Selama dilaksanakannya operasi ini, tercatat terjadi 37 kasus Kecelakaan Lalu Lintas (Lakalantas) dengan jumlah korban meninggal dunia 13 orang. Jumlah tersebut meningkat dibanding pelaksanaan Operasi yang sama pada Tahun 2020 yang lalu.

Dalam keterangan Persnya, Direktur Lalu Lintas (Dirlantas) Polda Sulteng, Kombes Pol Kingkin Winisuda, didampingi Wakil Direktur Lalu Lintas (Wadirlantas) Polda Sulteng, AKBP Agustin Tampi dan Kasubbid Penmas Bid Humas Polda Sulteng, Kompol Sugeng Lestari menyebutkan, bahwa meningkatnya angka Lakalantas ini, didominasi oleh human eror. Hal ini kata dia, mengindikasikan, masih minimnya kesadaran masyarakat dalam berlalulintas di Jalan.

“Ada empat penyebab Lakalantas, pertama human eror, kemudian faktor kendaraan, faktor jalan dan faktor cuaca. Namun dari data kami, selama operasi ini penyebab kecelakaan memang didominasi oleh human eror atau kelalaian dari pengendara sendiri. Dan yang paling banyak melibatkan pengendara sepeda motor,” papar Kingkin, Selasa (18/5/2021) di ruang rapat Ditlantas Polda Sulteng.

Kesadaran masyarakat terhadap peraturan berlalu lintas, masih sangat minim. Pengendara, khususnya pengendara roda dua, kata dia, patuh hanya saat ada petugas yang berjaga saja. Namun ketika tidak ada petugas maka pelanggaran-pelanggaran juga dilakukan.

“Untuk itu kedepan, selain terus berkoordinasi dengan seluruh stake holder terkait lalu lintas, kami juga nanti bakal menerapkan ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) atau penindakan dengan menggunakan kamera CCTV,” jelasnya.

Dia juga menambahkan, pembiaran orang tua terhadap anak dibawah umur mengendarai kendaraan bermotor, juga menjadi salah satu problem lalulintas, yang ada. Padahal, ketika anak diberikan kendaraan bermotor, mereka belum memiliki perhitungan apalagi tertib dalam berlalulintas.

“Selama operasi ini, kami temukan anak dibawah umur yang menggunakan sepeda motor, tanpa menggunakan helm dan ada pula yang membonceng lebih dari satu orang,” terangnya.

Lebih jauh disampaikan Dirlantas, bahwa dalam Operasi Ketupat ini, peningkatan Lakalantas terjadi sebesar 76 persen, di mana pada tahun 2020 Lakalantas yang terjadi sebanyak 21 kasus dengan jumlah korban meninggal dunia 7 orang. Sedangkan pada Operasi Ketupat 2021, tercatat ada 37 kasus Lakalantas dengan 13 orang meninggal dunia.

Tidak hanya terkait Lalulintas saja, dalam operasi ini juga dilakukan upaya menekan penyebaran Covid-19 dengan menyosialisasikan larangan mudik dan edukasi protokol kesehatan. Selama 12 hari pelaksanaan operasi ini, petugas telah menindak 11 kendaraan travel gelap serta memutar balik sebanyak 714 kendaraan bermotor yang hendak mudik. Terdiri dari 399 sepeda motor dan 264 mobil pribadi dan satu mobil bus dan 50 mobil barang. (agg)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.