NASIONAL

Kekuatan Mafia Narkotika 50 Persen Berada di Lapas

Ilustrasi (jpnn)
Dilihat

JAKARTA-Pembenahan sistem lembaga pemasyarakatan mendesak. Sebab, menurut Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso, 50 persen kekuatan mafia narkotika berada di lapas.

Ilustrasi (jpnn)

Buwas, panggilan akrab Budi Waseso, mengungkapkan berbagai cerita di balik kejadian di lapas. Seperti, kerusuhan di Lapas Kelas II Banda Aceh 4 Januari lalu. Sesuai analisanya kerusuhan itu terjadi bukan hanya karena napi. Namun, ada oknum yang mengatur hingga kerusuhan itu meletup. ”Ada oknum yang melindungi napi-napi itu,” tegasnya.

Awalnya, ada rencana memindahkan empat napi di lapas tersebut. Napi dan oknum itu tidak mau ada pemindahan tersebut. ”Mengapa? Itu karena oknum tidak ingin setorannya berhenti,” jelas mantan Kabareskrim tersebut.

Dibuatlah drama dengan memasukkan mobil polisi ke dalam penjara. Yang kemudian dilakukan pembakaran dan membuat kerusuhan memuncak. ”Ada penghianat yang melindungi,” papar jenderal berbintang dua tersebut.

Tidak hanya itu, Buwas juga membeber berbagai hal yang terjadi dalam lapas. Misalnya, adanya bandar yang statusnya narapidana keluar masuk lapas seenaknya. Bahkan, membuat bunker di lapas untuk menyimpan narkotika.”dia keluar masuk untuk menjual narkotika. Tempat penyimpanan narkotikanya ya lapas,” keluhnya. Sayang, Buwas tidak menyebut lapas mana yang terjadi semacam itu.

Karena itulah, kekuatan mafia narkotika itu 50 persennya berasal dari lapas. Mafia itu mendapatkan berbagai fasilitas yang memudahkan berbisnis barang haram. ”Maka, kalau tidak dibenahi justru memberikan kesusahan pada pemberantasan narkotika,” tuturnya kemarin.

Dia menegaskan, saat ini juga sedang meminta bantuan Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menyusuri aliran uang yang diterima Karutan Kelas II Purworejo C Adhi Satriyanto. Langkah ini penting untuk membuktikan kemungkinan aliran dana mengalir ke pejabat lebih tinggi. ”Begitu dapat dari PPATK, kami olah dan langsung kerjakan,” Tegasnya.

Sementara itu, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkum HAM) Yasonna Laoly menegaskan bahwa Kepala Rutan Kelas IIB Purworejo Cahyono Adhi Satriyanto tidak hanya dipecat sebagai kepala rutan. Tapi, akan dipecat pula sebagai pegawai negeri sipil (PNS).

”Jadi kita, Irjen (Kemenkum HAM) sudah usulkan proses pemeriksaan dari Dirjen hukumannya. Saya kira itu sudah sangat berat, bisa pecat. Bukan pecat (sebagai kepala rutan, Red). Pecat PNS,” tegas Yasonna usai bertemu Wakil Presiden Jusuf Kalla, kemarin (18/1).

Dia menampik keras anggapan Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso bahwa ada perlindungan bagi mafia narkoba yang tinggal di rutan atau lapas. Dia menuturkan, pihaknya berkomitmen untuk membentuk sistem yang lebih bagus lagi. Salah satunya dengan membuat lapas khusus narkoba dengan penjagaan ketat menggunakan teknologi tinggi. Bahkan dia sudah mengajak BNN dan Polri untuk melihat langsung lapas di Nusa Kambangan tersebut.

”Pak Buwas pada waktu itu, dia pergi ke luar negeri. Jadi dia utus pak Arman Depari, jadi kapolri dan saya melihat lapas khusus teroris dan lapas khusus bandar narkoba di situ (Nusa Kambangan, red),” kata dia.

Lapas tersebut, ungkap Yasonna, menempatkan napi di ruang khusus yang bisa diisi satu orang saja. Selain itu, berkat kerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang memungkinkan pengaturan sinyal ponsel di area lapas.”Itu satu orang satu, 24 jam apa semua sudah dijamed kemenkominfo,” ujar Yasonna.

Lapas tersebut juga sudah siap untuk ditempati. Kemenkumham hanya perlu koordinasi lagi untuk penempatan napi-napi tertentu yang perlu ditempatkan di lapas tersebut. ”Kita sudah sediakan tempa di situ yang hightech untuk tempat bandar narkoba. Tinggal sinkronisasi saja siapa yang harus dimasukkan ke situ,” imbuh dia.

Plt Dirjen Pemasyarakatan Mardjoeki menambahkan pihaknya sudah memerintahkan Kepala Kanwil (Kakanwil) Kemenkum HAM Jawa Tengah untuk menonaktifkan karutan Purworejo. Posisi yang kosong itu sementara akan diisi Kepala Bapas Klaten sebagai Plh Karutan Purworejo. “Penunjukkan ini penting untuk menjaga situasi dan kondisi keamanan serta ketertiban Rutan Purworejo sambil menunggu perkembangan penyidikan,” ujarnya.

Terkait dengan Lapas Narkotika Nusakambangan, Mardjoeki menegatakan dalam waktu dekat bakal dioperasionalkan. Lapas high risk itu nantinya bakal dijaga oleh petugas yang memiliki integritas tinggi dan terpilih. Bahkan, mereka sudah diseleksi secara khusus agar kedepan dapat menjalankan sistem lapas yang meminimalkan komunikasi langsung dengan narapidana. “Kami juga akan mengevaluasi manajemen Lapas Narkotika Nusakambangan,” imbuh dia. (idr/jun/tyo)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.