POSO- Kapolda Sulteng Irjen Rudy Sufahriadi menyebut bahwa operasi keamanan di Poso akan dilanjutkan.
Tapi demikian, kelanjutan operasi tersebut masih akan dikoordinasikan terlebih dahulu dengan pihak Mabes Polri guna mencari bentuk dan cara operasi yang akan dilakukan.
Meski para DPO teroris MIT Poso sudah habis dan ditangkap semua, namun polisi mengidentifikasi masih adanya banyak simpatisannya di tengah masyarakat. “Akan dilanjutkan dengan operasi mungkin yang lain sifatnya. Seperti yang sudah disampaikan, karena masih banyak simpatisan, kita akan menurunkan tensi radikal simpatisan,” jelas jenderal bintang dua yang pernah menjabat Kapolres Poso Tahun 2007.
Menurut Kapolda, Poso yang damai dan kondusif harus tetap dipelihara. Tanggung jawab untuk memeliharanya pun bukan semata tugas polisi dan TNI. Melainkan juga menjadi tugas dan tanggung jawab seluruh masyarakat yang ada di Poso. “Supaya tidak ada lagi kelompok-kelompok radikal yang membuat suasana tidak kondusif,” ujarnya.
Terkait upaya menderadikalisasi para simpatisan kelompok DPO teroris Poso, Kapolda mengatakan pihaknya akan melakukannya dengan pola pendekatan.
Kemudian para simpatisan radikal ini akan diberi pencerahan tetang nilai-nilai kebangsaan, keberagaman dan persatuan. “Tugas kita semua, termasuk masyarakat itu sendiri, memelihara kedamaian Poso yang sudah ada ini menjadi yang lebih baik,” kata Rudy.
Dikatakan jenderal bintang dua ini, dengan tewasnya Askar alias Pak Guru, daftar DPO teroris Poso memang telah habis. Sebab pak guru merupakan DPO terakhir satu-satunya yang diburu pasukan Satgas Operasi Madagoraya. (bud)