
APEL PERTAMA : Jajaran Kanwil Kemenkum HAM Sulteng saat melaksanakan Apel pertama pasca gempa bumi super dahsyat, kemarin (4/10).
PALU – Kamis kemarin (4/10), Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM) Sulawesi Tengah (Sulteng) menggelar apel pertama pasca gempa bumi dahsyat 7,7 SR pada Jumat lalu. Apel perdana seluruh jajaran Kemenkum HAM Sulteng seperti, pegawai Lapas, Imigrasi dipimpin langsung, Drs Juliasman Purba MSi selaku Kakanwil.
”Ini Apel Siaga Tanggap Darurat Kanwil Kemenkum HAM Sulteng. Sekaligus evaluasi pengawai yang terdampak akibat gempa,” jelas Kakanwil Kemenkum HAM Sulteng, Drs Juliasman Purba ditemui Radar Sulteng, usai memimpin langsung Apel Darurat.
Kata Juliasman, dari hasil evaluasi apel tanggap darurat hari ini diketahui pegawai yang hadir sebanyak 60 persen. Jusman-demikian disapa, tidak menyebutkan jumlah pegawai jajaran Kanwil Kemenkum HAM Sulteng.
”Usai apel kita membuat tenda di halaman kantor. Belum saya izinkan masuk ruangan mengingat kondisi gempa terus terjadi dan membuat trauma. Nanti ada tim yang menilai layak tidaknya bangunan baru berkantor di dalam,” tegas Juliasman.
Menurutnya, dari hasil laporan sementara ada satu pegawai Kemenkum HAM Sultenh yang meninggal akibat gempa. Namanya Fedelia Apriyanti. Kata orang pertama di Kanwil Kemenkum HAM Sulteng itu, korban sedang cari perlengkapan mengikuti lomba lari marathon pada festival Palu Nomoni.
”Saat kejadian Pegawai ini belanja di Mal Tatura. Jenasahnya sudah ditemukan dan sudah dibawa di Kabupaten Parigi Moutong,” sebut Juliasman seraya menyebutkan pada Apel tanggap darurat tadi pagi sambil mendoakan almarhum.
Juliasman terus menghimbau kepada pegawai jajaran Kemenkum HAM yang belum hadir untuk kembali hadir agar sama sama bisa membersihkan bersama isi kantor yang berantakan akibat gempa.
Selaku pimpinan kata Juliasman, dirinya sejak terjadi gempa tetap di Palu dan melihat kondisi kantor. Pihaknya berharap ada kejelasan dari BMKG soal isu-isu yang meresahkan. Tujuannya biar para pegawai bisa tenang menjalankan tugas pemerintahan sebagai abdi negara.
Terkait larinya narapidana saat terjadi gempa kata Juliasman, pihaknya terus melakukan imbauan para warga binaan untuk kembali ke Lapas. Saat ini baru sekitar 70 orang warga binaan yang sudah melapor dan tetap komunikasi dengan petugas Lapas. Upaya selanjutnya kata Juliasman, bila kondisi Lapas sudah memungkinkan pihaknya akan koordinasi dengan aparat kepolisian. Intinya tegas orang pertama di Kanwil Kemenkum HAM Sulteng itu, identitas para warga binaan yang belum kembali jelas dan lengkap.
”Langkah pertama memastikan kesiapan Lapas dan Rutan. Kalo sudah siap langsung koordinasi kepada aparat kepolisian,” demikian tegas Juliasman. (Lib)