PALU – Peringatan hari ulang tahun (HUT) ke-46 Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) yang jatuh setiap tanggal 28 Februari, digelar dengan upacara di Kantor SAR Palu pada Rabu (28/2) kemarin. Dalam kegiatan tersebut dirangkaikan dengan simulasi penyelamatan lakalantas.

Kepala Basarnas Kantor SAR Palu, Basrano SE menegaskan kepada para insan SAR momentum HUT ini untuk meresapi kembali apa saja yang telah diberikan selama ini kepada bangsa dan Negara di bidang pencarian dan pertolongan.
“Selama 2017 di Sulteng ada 50 kasus kita tangani, selama 2018 berjalan ada lima kasus, saya berharap kasus-kasus ini tidak bertambah,” kata Basrano.
Sesuai undang-undang nomor 29 tahun 2014 tentang pencarian dan pertolongan Basarnas diberi tugas melaksanakan penyelamatan dan evakuasi korban kecelakaan transportasi, kecelakaan dengan penanganan khusus, bencana pada tahap tanggap darurat dan kondisi membahayakan manusia secara cepat, tepat, aman, terpadu dan terkoordinasi.
“Terakhir operasi dari personel kami di Pagimana, Kabupaten Banggai. Sebuah kapal mati mesin dan terseret arus, oleh tim kita diselamatkan dan alhamdulillah sebanyak 10 orang penumpang berhasil di evakuasi,” lanjut Basrano.
Tema pada HUT ke 46 Basarnas adalah “melalui peringatan HUT ke 46 Basarnas tahun 2018 kita tingkatkan profesionalitas dan sinergitas dalam mewujudkan penyelenggaraan pencarian dan pertolongan secara cepat, tepat, aman, terpadu dan terkoordinasi”. Basrano menjelaskan, sejalan dengan tema tersebut perlu adanya peningkatan dan pengembangan profesionalitas dari masing-masing jajaran secara terus-menerus sesuai dengan tuntutan kompetensi bidang tugasnya.
“Sinergitas dan koordinasi lintas sektoral dengan instansi pemerintah, unsur TNI/Polri, organisasi potensi SAR serta media juga terus ditingkatkan,” terangnya.
Dari segi peralatan SAR milik Kantor SAR Palu, kata Basrano peralatan khusus di darat sudah tidak ada masalah. Akan tetapi, jika dikaitkan dengan geografis wilayah pelayaran, Kantor SAR Palu masih minim peralatan dibidang pelayaran.
Menurutnya, memang Kantor SAR Palu memiliki dua buah kapal berukuran 36 dengan bahan fiber, namun dengan wilayah Sulteng yang berbatasan dengan selat Makassar dan Laut Banda tidak akan efektif operasi SAR menggunakan kapal yang berbahan fiber dengan pelayaran besar.
“Cuaca juga di waktu-waktu tertentu cukup ekstrim, ini menjadi sesuatu tantangan dan kesulitan kita di dalam menyelenggarakan pencarian dan pertolongan,” ungkapnya.
Sedangkan untuk personel, Basrano mengungkapkan kondisinya masih kurang. Secara keseluruhan personel yang dimiliki hanya 65 orang. “Nah sedangkan beban tugas dan tanggung jawab yang kita emban itu seluruh Provinsi Sulteng,” tutupnya. (acm/exp)