
DIALOG : Para pembicara dalam talk show live di Radar Tv Palu, Rabu malam (19/9).
PALU-Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) terus mengampanyekan untuk menangkal terorisme, yang dilakukan dari usia muda atau usia pelajar.
Salah satu upaya kampanye tangkal terorisme BNPT bersama FKPT menggelar lomba film pendek di 32 Provinsi yang ada di Indonesia.
Hal itu diungkapkan, Dr Andi Intang Dulung Kasubdit Pemberdayaan Masyarakat BNPT Pusat bersama Kabid Pemuda dan perempuan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme Sulteng, Nur Sangaji dalam talk show dialog khusus dengan tema Menjadi Indonesia di stasiun televisi lokal Palu, Radar TV, Rabu malam (19/9).
Dalam lomba itu, selain FKPT Sulawesi Tengah, BNPT menggandeng dua orang yang berpengalaman dalam dunia perfilman, yakni Sutradara handal dan berbakat dalam bidang film dokumenter, Sutiaji Eka Tjandra Wibowo dan aktris Indonesia Prisia Nasution.
Andi Intang mengungkapkan, lomba film pendek tersebut merupakan salah satu cara BNPT untuk kampanye terkait penanggulangan terorisme yang ada di Indonesia. Andi juga menjelaskan bahwa BNPT merupakan badan yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden RI.
BNPT melakukan pendekatan dengan santun kepada seluruh element, kemudian membentuk FKPT di 32 Provinsi yang ada di Indonesia, salah satunya yang ada di Sulawesi Tengah.
Andi mengatakan, memang kegiatan tersebut merupakan inisiatif dari BNPT dan FKPT, bagi dia hal ini sangat penting, pasalnya melibatkan generasi muda dalam hal pencegahan Radikal Terorisme.
“Karena yang paling banyak terjerumus adalah generasi muda,” ungkapnya.
Dipilihnya lomba film pendek untuk melakukan kampanye penanggulangan terorisme, kata Andi, karena BNPT menginginkan program itu bisa diikuti sebanyak-banyaknya peserta khususnya para remaja.
“Karena memang sasarannya itu SMA dan sederajat, pesertanya sekitar 150 lebih. Nanti karya mereka akan kami share ke Youtube dan akan ditonton banyak orang. Ini juga sudah kita lakukan sejak 3 tahun terakhir, hanya saja temanya yang berbeda. Tahun ini temanya menjadi Indonesia,” paparnya.
Sementara Kabid Pemuda dan perempuan FKPT Sulteng Nur Sangadji menjelaskan, FKPT merupakan mitra dari BNPT. FKPT itu dimaksudkan sebagai bagian yang paling dekat di masyarakat atau sebagai perpanjangan tangan dari BNPT, karena itu maka setiap kegiatan yang dilakukan FKPT selalu disupport oleh BNPT.
Dibuatnya kegiatan film pendek ini, kata Nur Sangadji, guna memberikan sesuatu sesuai kegemaran, atau apa yang disukai para remaja, dengan tujuan mengalihkan perhatian para remaja dari kecanduan bermedia sosial yang sangat berdampak besar.
“Kami juga punya program sendiri sejak 2012, kegiatan itu bersifat vertikal, yang tentu saja itu dekat dengan program BNPT. Tapi ada juga program yang kita buat sendiri, inisiatif dari daerah itu tanpa biaya,” bebernya.
Sementara itu, Sutiaji Eka Tjandra Wibowo mengatakan, terkait permasalahan terorisme, bukan hanya tanggung jawab dari pemerintah Indonesia, melainkan menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat sebagai warga Negara, dan melalui film pendek kata Sutiaji, dapat menyebarkan virus kebaikan, cinta terhadap negara dan tanah air.
“Film pendek ini menjadi pointnya karena anak-anak zaman sekarang itu suka dengan video narsis. Dia ingin menampilkan kepada temannya bahwa ini loh, karya gue. Dan mereka akan melakukan itu dengan senang hati, kita hanya tinggal memberikan pointnya, intisarinya dan apa tema yang harus disampaikan,” tutur Sutiaji.
Masih kata Sutiaji, memilih film pendek dibandingkan film panjang, karena dari amatan Sutradara andal ini bahwa, sifat dari penonton yang sudah bosan dengan menit ke enam.
“Sementara itu anak-anak juga tidak bisa kita bebankan untuk membuat suatu karya yang panjang karena dia bukan seorang filmmaker. Tapi dia anak-anak kita yang memang mempunyai hoby dan kita tinggal memoles bagaimana mereka menggunakan kamera dengan pesan yang benar,” sambungnya.
Sutiaji juga mengungkapkan, tahun ini berbeda dengan lomba yang diadakan tahun lalu, dimana para pesertanya tidak hanya anak sekolah tetapi juga melibatkan masyarakat umum dan kelompok-kelompok untuk mencoba menyebarkan virus kebaikan tersebut.
“Artinya sekarang lebih luas, dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, dan penyebaran virus kebaikan secara luas juga,” tandasnya
Sama halnya dengan Prisia Nasution, sebagai publik figur dirinya merasa tertarik dengan program yang dijalankan BNPT itu. Dia tertarik mengikuti hal tersebut, karena pernah dibuli oleh kelompok radikal.
“Kebetulan tadi disampaikan bahwa profesi seperti saya jarang sekali bersentuhan dengan hal-hal kekerasan dan lain sebagainya. Justru poinya disini kekerasan dibalas dengan kekerasan. Jadi kita harus memberikan asupan-asupan yang baik kepada masyarakat,” ujarnya
Lanjut Prisia, seluruh masyarakat Indonesia harus berkontribusi akan hal ini, kebetulan kata dia, yang dilihat masyarakat umum bukan sosok Prisia yang lulusan IT tetapi sebagai publik figur, dengan begitu masyarakat bisa merasa dekat dengan orang sepertinya.
“Kapasitas saya disini justru mau ngajak semua orang, sering ditonton orang di rumah untuk bergabung juga. Jadi dengan lomba film pendek ini bisa mengajak teman-teman lain dan menyebarkan virus kebaikan,”demikian Prisia
Dalam lomba film pendek tersebut, para peserta akan memperebutkan hadiah sebesar Rp 54 juta yang diikuti 32 provinsi. (win)