
Seto Mulyadi
PALU – Ketua Lembaga Pendampingan Anak Indonesia (LPAI) Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto akan memberikan pendampingan kepada anak-anak korban gempa di Kota Palu, Donggala dan Sigi. Pendampingan ini dilakukan untuk mengobati trauma pada anak.
Ditemui di kantor Dinas Sosial Provinsi Sulawasi Tengah, Kamis malam (4/10/2018), Kak Seto mengungkapkan, keinginannya untuk hadir di Kota Palu sudah sejak hari pertama. Namun melihat kondisi yang ada, di mana dari sisi emosional para pengungsi termasuk anak-anak yang belum stabil, dia mengurungkan niat tersebut. “Hari pertama kami ingin sekali masuk Palu tapi kami pikir baru saja bencana dan secara emosional mereka belum siap kami berikan pendampingan,” sebut Seto.
Disebutkan Kak Seto, trauma yang dialami anak-anak ini memang harus segera dipulihkan. Sebab, jangankan anak-anak, orang dewasa saja yang diperhadapkan dengan musibah gempa dan tsunami ini juga tidak bakal kuat menerima. “Saya saja mungkin sudah takut, apalagi anak-anak,” sebut Seto.
Adapun metode pendekatan pemulihan traumatik dalam bentuk bermain ini, merupakan salah satu Layanan Pendampingan Psikososial (LPP) yang diberikan Kementerian Sosial. LPAI sendiri sebut Seto, selain ikut serta dalam pendampingan juga bakal memperlihatkan dan melatih langsung para relawan. “Agar nantinya mereka-mereka ini lah yang bisa menjangkau anak-anak di seluruh tempat-tempat pengungsian,” jelas Kak Seto.
Dia pun menambahkan, dirinya bakal berada di Kota Palu selama kurang lebih tiga hingga empat hari kedepan. Tidak hanya relawan yang sudah berada di Palu, para relawan yang ada dari sejumlah daerah pun sudah menyatakan diri untuk ikut serta dalam LPP ini.
“Mereka ini adalah mahasiswa psikologi juga para psikolog yang akan melakukan trauma healing kepada anak-anak korban bencana,” ungkapnya.
Pemulihan traumatik kepada anak ini tidak hanya bagi mereka yang rumahnya terkena gempa, namun utamanya juga bagi anak-anak yang ditinggalkan orang tuanya, yang menjadi korban meninggal dunia.
“Tadi sesaat setelah sampai saya langsung bertemu dan berfoto dengan anak umur 16 tahun yang ditinggal kedua orang tuanya karena menjadi korban meninggal dalam bencana ini,” tandasnya. (agg)