
POSO – Sedikitnya 200 Kepala Keluarga (KK) warga transmigrasi Desa Ratuombu, Kecamatan Lage, Kabupaten Poso terisolir karena jalan penghubung satu-satunya menuju desa tersebut rusak parah. Hujan lebat yang terus mengguyur wilayah Lage semakin memperparah kondisi jalan.
Pantauan di lapangan, jalan yang pernah di aspal (lapen) beberapa tahun silam ini becek dan berlubang, hingga menyebabkab kendaraan bermotor milik warga, terutama mobil pengangkut hasil pertanian, tidak bisa melintas.
“Sekarang kami tidak bisa lagi melakukan aktivitas keluar desa kami,” kata Leila (40), warga Trans.
Katena terisolir, warga Trans Ratuombu pun mulai sulit mendapatkan bahan kebutuhan pokok seperti beras dan lauk.
“Karena tidak bisa turun menjual hasil pertanian dan belanja di desa induk dan kota, warga trans sekarang makan seadanya. Kesediaan stok pangan mereka sudah sangat terbatas,” ungkap Maman, warga Lage yang punya kerabat di Trans Ratuombu.
“Yang warga minta hanya perbaikan jalan oleh pemerintah kabupaten setempat. Sebab jalan yang selalu menjadi momok warga trans Ratuombu,” sambungnya.
Lokasi desa Trans Ratuombu berada sekitar 5 kilometer di atas gunung dari desa induk Watuawu. Trans Ratuombu dihuni oleh sekitar 200 KK yang setengahnya (100 KK) merupakan warga asal Porong Sidoarjo Jawa Timur. Sementara 100 KK lain merupakan warga lokal Poso.
Sejumlah warga desa Watuawu menyebut jika kondisi jalan rusak ke desa Ratuombu sudah berlangsung lama dan dikeluhkan warga. (bud)
Selengkapnya baca di Radar Sulteng edisi Selasa (3/7/2018).