
PALU – Maraknya pengisian BBM bersubsisi menggunakan jeriken membuat Pertamina mengambil langkah tegas dengan ancaman akan menghentikan suplai Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi ke SPBU “nakal”.
SE Retail V Sulteng, Fandy Ivan Nugroho menegaskan, pemberian sanksi dengan menghentikan pasokan BBM bersubsidi ke SPBU yang ditemukan melakukan pengisian jerigen yang menghambat kendaraan mengisi BBM. “Harus dibuat tegas supaya tidak ada lagi keluhan di masyarakat ada SPBU yang mengisi BBM bersubsidi menggunakan jeriken, sampai mengganggu kelancaran pengisian kendaraan,” kata Fandy, Selasa (21/11).
Untuk mengantisipasi dan banyaknya keluhan masyarakat, Fandy mengaku hal itu bukan sekadar imbauan saja, tapi sudah ada bukti beberapa SPBU yang diberi sanksi dengan menghentikan permintaan BBM bersubsidi. Pihaknya banyak mendapat laporan dari masyarakat dengan bukti foto pengisian jerigen BBM bersubsidi yang menghambat pengisian kendaraan. Bahkan sudah ada beberapa SPBU yang terbukti mendahulukan melakukan pengisian jeriken BBM bersubsidi, daripada kendaraan sudah distop suplai BBM bersubsidinya. “Ada beberapa SPBU yang kami stop pengiriman BBM bersubsidinya selama beberapa hari. Terpaksa SPBU itu hanya menjual SPBU non subsidi,” ujarnya tanpa menyebut nama SPBU yang dimaksud.
Menurut Fandy, pengisian BBM subsidi menggunakan jeriken secara terbuka atau mengisi sembunyi-sembunyi menggunakan jeriken di dalam mobil, memang secara aturan tidak dibenarkan. Apalagi akibat pengisian BBM menggunakan jeriken bisa sampai menghambat dan menyebabkan antrean panjang kendaraan. “Pokoknya kalau ada bukti, ada SPBU mendahulukan mengisi BBM subsidi menggunakan jeriken daripada kendaraan, pasti saya akan tindak. Saya akan stop pengiriman BBM subsidinya atau sekalian kalau pelanggarannya berat bisa kita cabut izinnya,” tegasnya.
Fandy berharap, pemilik SPBU, pengawas SPBU dan petugas pengisian BBM di SPBU agar memperhatikan hal tersebut. Mengutamakan pengisian kendaraan daripada pengisian jeriken, apalagi pengisian BBM bersubsidi mari sama-sama diawasi. “Sekarang ini banyak yang mengawasi. Semua bisa merekam, memotret pelanggaran-pelanggaran yang terjadi di SPBU. Jadi jangan salahkan kami dari Pertamina kalau ada bukti terjadi pelanggaran kami berikan tindakan tegas,” pungkasnya. (ron)