EKONOMIPALU KOTA

Ikan Cakalang Jadi Penyebab Utama Inflasi Kota Palu

Dilihat

PALU Selama April 2018, di Kota Palu secara umum harga berbagai bahan kebutuhan masyarakat kembali mengalami kenaikan. Hal ini ditandai dengan terjadinya inflasi pada April 2018 di Kota Palu sebesar 0,76 persen.

Ilustrasi

Bila dilihat per kelompok pengeluaran, inflasi Kota Palu pada April 2018 sebesar 0,76 persen. Hal tersebut dipengaruhi oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 3,50 persen, makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,44 persen dan perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,04 persen.

Sedangkan penurunan indeks harga terjadi pada kelompok sandang sebesar 0,39 persen, kelompok kesehatan 0,22 persen dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,09 persen. Selanjutnya, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami penurunasn indeks harga sebesar 0,03 persen.

“Inflasi Kota Palu Bulan April ini berada di atas angka Nasional, tapi secara kumulatif angka inflasi kita di bawah angka Nasional,” jelas Faizal Anwar, Kepala BPS Sulteng, kemarin.

Dengan angka inflasi Bulan April sebesar 0,76 persen maka laju inflasi tahun kalender Kota Palu sebesar 1,05 persen dan inflasi year on year (April 2018 terhadap April 2017) tercatat sebesar 3,01 persen. Dari 82 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 54 kota mengalami inflasi dan 28 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Merauke sebesar 1,32 persen dan inflasi terendah di Kota Kudus sebesar 0,01 persen. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kota Tual sebesar 2,26 persen dan terendah terjadi di Kota Tegal sebesar 0,01 persen.

Lebih jauh Kabid Statistik Distribusi GA Nasser menjelaskan, bila dilihat kontribusinya, Inflasi Kota Palu sebesar 0,76 persen berasal dari andil kelompok pengeluaran bahan makanan sebesar 0,701 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok & tembakau sebesar 0,098 persen dan kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,009 persen. “Sementara andil deflasi berasal dari kelompok sandang sebesar 0,022 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,017 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,009 persen, serta kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,002 persen,” jelas GA Nasser.

Sementara itu, bila dilihat per komoditi, ikan cakalang memberi kontribusi paling tinggi terhadap inflasi Kota Palu April 2018, mencapai 0,28 persen. Menyusul ikan selar sebesar 0,17 persen, bawang merah sebesar 0,15 persen, ikan layang 0,06 persen dan bensin sebesar 0,05 persen, serta  rokok putih sebesar 0,04 persen.

Sedangkan komoditas yang memiliki andil negatif terhadap inflasi, paling rendah adalah tarif angkutan udara sebesar 0,06 persen dan beras 0,04 persen. Selanjutnya,  ikan teri  0,03 persen, pasta gigi 0,03 persen, tas tangan wanita 0,02 persen, tomat buah 0,02 persen dan ikan bandeng 0,02 persen.(ars)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.