BI Gagas Diseminasi di Bali dan Libatkan Perwakilan Provinsi
BALI – Direktur Sekretariat Task Force G20 Bank Indonesia, Iss Savitri Havid mengatakan, hasil kesepakatan dari KTT G20 di Bali pada 15-16 November 2022, secara spesifik belum bisa sebagai obat berbagai persoalan perekonomian daerah namun setidaknya menjadi acuan Indonesia dalam mengembangkan potensi daerah yang memiliki beragam sumber daya alam.
‘’Hasil kesempakatan para negara akan dijadikan pintu masuk berbagai investasi ekonomi negara dan selanjutnya disambut oleh masing-masing pemerintah provinsi sesuai potensi yang ada di Indonesia. Jadi kebijakan yang dihasilkan negara yang harus dimanfaatkan oleh pemerintah Provinsi sampai Kabupaten/kota,’’ tegas Iss Savitri Havid menjawab pertanyaan peserta Diseminasi hasil Presidensi G20, Rabu (7/12).
Pemerintah Indonesia sebagai tuan rumah KTT G20 di Bali telah sukses menyelenggarakan gawean Dunia pada 15-16 November 2022, selanjutnya pemerintah melalui Kementerian dan Lingkungan menindaklanjuti hasil KTT G20 secara detail. Salah satunya diselenggarakan oleh Bank Indonesia mengundang perwakilan provinsi di Indonesia.
Para peserta Desiminasi G20 Indonesia yang digagas Bank Indonesia di Bali, menghadirkan perwakilan dari provinsi masing-masing yakni, Akademisi, Pemerintah Provinsi, Media dan Bank Indonesia dari daerah.
Sedangkan narasumber pada hari pertama yang hadir, Direktur Sekretariat Task Force G20 Bank Indonesia, Iss Savitri Havid, Dr.Muhammad Hadianto dari Sekretariat Sherpa G20 Kemenko Ekonomi dan Dian Lestari, Kepala Pusat Kebijakan Pembiyaan Perubahan Iklim Kementerian Keuangan.
Yang menarik dari Diseminasi hasil G20 Indonesia di Bali, para peserta dari berbagai Provinsi di Indonesia dijelaskan bahwa di ruangan inilah (Ball Room Intercontenental Hotel) hasil dari G20 dirumuskan dan dibahas hingga menghasilkan 52 poin kesepakatan strategis dunia.
‘’Hasil dari G20 Indonesia yang sudah disepakati negara di Dunia, dirumuskan dan dibahas di ruang inilah. Selanjutnya proses penandatangan dilakukan di hotel The Apurva Kempinski. Ibaratnya di sana tinggal ketuk Palu,’’ jelas Muhammad Hadianto dari Kemenko Ekonomi.
KTT G20 di Bali sebutnya menghasilkan aksi nyata untuk Dunia dengan satu semangat bisa pulih Bersama dan mendorong perdamaian (Recover Together dan Recover Stronger).
Secara komitmen G20 di Bali bersatu memperkuat arsetektur Internasional agar tepat sasaran dengan mempercepat proses komitmen global dalam pembangunan berkelanjutan.
Menjawab krisis Multidemensi yang sedang berlangsung, kata Hadianto, Indonesia merintis jalan menuju pemulihan yang berkelanjutan dan inklusi dengan focus pada tiga Area yaitu,1. Memperkuat arsitektur kesehatan golobal, 2. Mempercepat transisi energiberkelanjutan, sekaligus menjawab isu ketahanan pangan global dan 3. Transformasi digital.
Ditambahkan Direktur BI, Iss Savitri Havid, recover Together hasil KTT G20 Presidensi di Bali yakni, mengatasi pandemi dan kerawanan pangan serta energi. Mendukung pemulihan dan memperkuat stablitas.
Sedangkan Recover Stronger meliputi, meningkatkan efesiensi perekonomian. Mendorong inklusi ekonomi dan keuangan serta mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan.
Sementara Kepala Pusat Kebijakan Pembiyaan Perubahan Iklim Kementerian Keuangan, Dian Lestari menjelaskan bahwa agenda prioritas Finace track Presidensi G20 Indonesia dikelompokan ada tujuh poin penting yakni, pertama, Exit strategy untuk mendukung pemulihan yang merata dan menangani scarring effect untuk mengamankan pertumbuhan di masa depan.
Kedua, system pembayaran di era Digital seperti, pembayaran lintas batas dan Central Bank Digital Currency. Ketiga, keuangan berkelanjutan meliputi, mengembangkan kerangka pendanaan transisi, meningkatkan aksesbilitas dan keterjangkauan instrument pendanaan berkalanjutan serta mendorong pembiyaan dan investasi bagi aktivitas transisi.
Keempat, inklusi keuangan seperti memanfaatkan digitalisasi untuk meningkatkan produktivitas dan inklusi khususnya untuk komunitas maupun UMKM.
Kelima, Perpajakan Internasional meliputi, kepastian pajak, transparasi pajak, pajak dan pembangunan, pajak dan lingkungan serta pajak dan gender.
Keenam, Agenda Infrastruktur yakni, mendorong investasi infrastruktur yang berkelanjutan, mengatasi kesenjangan pada tingkat sub-nasional. Meningkatkan investasi digital dan infra Tech.
Ketujuh, memperkuat Arsitektur kesehatan global dengan memperkuat koordinasi dan kolaborasi antara keuangan dan kesehatan.
Perlu diketahui, Para pemimpin negara G20 telah mengesahkan deklarasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT G20 pada Rabu (16/11) di Candi Ballroom The Apurva Kempinski.
Ada 52 poin penting yang dipaparkan dalam hasil akhir KTT G20 Bali yang berlangsung 15-16 November 2022. Indonesia sukses menjadi tuan rumah G20. Banyak pujian dari kepala Negara atas keberhasilan dan kepemimpinan Presiden Joko Widodo. (lib)