BENCANABERITA PILIHANEKONOMI

Harga Sayur Tembus Rp10 Ribu per Ikat

Dilihat
FOTO: NUR SOIMA ULFA/RADAR SULTENG
BELANJA SEMBAKO: Warga terlihat membeli Sembako di kios Nur Rinjai, Pasar Masomba, Rabu siang (3/10).

PALU-Dua pasar induk tradisional di Kota Palu, yakni Pasar Inpres Manonda, Palu Barat dan Pasar Masomba, Palu Selatan, sejak Senin (1/10) sudah mulai beroperasi.

Padahal dua lokasi pasar ini tidak jauh hari dua titik parah akibat gempa berkekuatan 7,7 SR pada Jumat (28/9). Pasar Inpres Manonda terletak hanya lebih kurang 500 meter dari Perumnas Balaroa, sementara Pasar Masomba terletak tepat di belakang Mal Tatura Palu (MTP).

Pantauan Radar Sulteng pada Rabu siang (3/10), seakan tidak terdampak bencana, beberapa para pedagang membuka lapak mereka. Umumnya para pedagang ini memiliki lapak berupa kios maupun toko bahan makanan campuran. Bukan pedagang kaki lima yang biasanya memenuhi emperan toko dan sempadan jalan pasar, atau pedagang ikan.

Sementara itu kurang dari 10 warga juga terlihat membeli berbagai kebutuhan pokok. Mulai Sembako hingga sayur dan buah-buahan.

Ika (25), penjual Kios Nur Rinjai di Pasar Masomba, mengungkapkan harga Sembako masih stabil seperti sebelum gempa terjadi. Tidak ada kenaikan berarti. Kecuali harga sayur mencapai Rp10 ribu per ikat.

“Mau bagaimana lagi harganya sudah naik waktu saya ambil di pengepul di Pasar Inpres (Pasar Manonda, Red),” ungkap Ika.

Selain sayur, harga cabe juga tembus Rp50 ribu hingga 60 ribu per kilogram. Sedangkan harga tomat masih normal yakni Rp7 ribu per kilogram.

Harga bahan pokok yang mengalami kenaikan lainnya yakni telur ayam ras. Jika sebelumnya harga berkisar Rp40 ribu per rak, maka naik menjadi Rp66 ribu per rak.

Ika mengungkapkan sudah dua hari belakangan kiosnya diserbu oleh para relawan untuk membeli bahan pokok dalam jumlah besar. Di antaranya tim Basarnas yang membelanjakan uang Rp2 juta untuk Sembako dan beberapa bahan makanan lainya seperti kecap, saos, hingga mie instan.

Besarnya belanja bahan pokok menuai kekhawatiran. Pasalnya, menurut Ika, tidak ada distribusi bahan pangan sejak gempa terjadi. Sehingga stok pangan yang ada diperkirakan hanya bertahan hingga 2-3 hari ke depan.

Hal yang sama diungkapkan oleh Kasmah (35). Pemilik kios beras Sinar Indah di Pasar Masomba ini mengungkapkan tidak ada penambahan stok beras. Beras yang dijual merupakan stok lama.

“Tidak berani kirim beras ke sini (Palu, Red) lagi karena setelah kejadian kemarin (Gempa, Red), satu truk beras dijarah di jalan,” ungkap Kasmah.

Meski begitu, dia memperkirakan stok beras masih aman. Karenanya, tidak ada kenaikan harga beras yang berarti. Harga beras masih dijualnya seharga Rp11 ribu per kilogram. Hanya saja, menurut Kasmah, pascagempa tidak ada lagi diskon harga yang diberikan pada pembelian beras 50 kilogram.

“Semuanya dihitung per kilogram. Jadi harus bayar penuh,” tandasnya.(uq)

 

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.