
BERI MOTIVASI : Para relawan United Tractors foto bersama dengan siswa dan siswi usai memberikan motivasi pentingnya untuk bangkit menjadi generasi harapan bangsa. Dengan pendekatan yang ramah tersebut dapat membuat siswa dan siswi betah dan diselingi senyum dan tawa.
PALU – Pasca gempa di Palu, Sigi dan Donggala (Pasigala) Provinsi Sulawesi Tengah harus bangkit. Pola penanganan korban bencana di sejumlah titik lokasi pengungsian menjadi fokus utama pemerintah maupun para relawan.
Tak terkecuali bagi siswa-siswi khususnya sekolah yang terdampak bencana seperti di wilayah Palu, dan Donggala. Para siswa dan siswi terpaksa harus belajar di luar ruangan ataupun di tenda-tenda darurat.
Pemandangan menarik hadir saat tim relawan United Tractors (UT) hadir dengan pola pendekatan yang ramah siang, kemarin. Tampak tawa riang diselingi nyanyian bersama terdengar kencang dari kejauhan. Hadir di tengah-tengah mereka, sekelompok pria berbaju kuning terang yang sedang berinteraksi dengan membawa buku cerita, mainan dan perlengkapan belajar mengajar lainnya.
Sebagian besar dari siswa-siswi ini sudah sangat mengenali mereka sebagai relawan United Tractors Group yang sejak tiga hari pasca bencana hadir di Palu dan Kabupaten Donggala.
Secara konsisten para relawan ini melaksanakan program berkelanjutan yaitu trauma healing. Dari data yang diperoleh Radar Sulteng, hingga saat ini sudah 540 anak dari 5 sekolah dan 5 titik pengungsian yang sudah mengikuti program trauma healing.
Para relawan UT Group yang hingga saat ini berjumlah 110 orang, menggunakan metode membangun persahabatan, kepercayaan dan kekompakan untuk penanganan trauma.
Kepada Radar Sulteng Saeful Anwar selaku ketua relawan UT Group menjelaskan bahwa dengan latar belakang sebagai karyawan di perusahaan alat berat, ada yang sebagai mekanik, operator maupun sales, berusaha mempelajari teknik-teknik trauma healing agar bisa membantu mengobati kesedihan anak-anak korban bencana alam.
‘’Pada akhirnya kegiatan ini bisa kami laksanakan di Palu dan Donggala. Tujuannya agar kondisinya anak anak cepat bangkit. Selain itu, kami juga menyasar guru-guru agar bisa segera melakukan program belajar mengajar seperti sebelum bencana,’’ tegas Saeful Anwar, kemarin.
Menurutnya, relawan UT Group masih terus hadir di Palu dan Donggala untuk melanjutkan bantuan di bidang lain seperti Operasi alat berat, pembangunan hunian, sekolah, sarana sanitasi dan penyediaan filter air di sejumlah titik.
Sesuai data Radar Sulteng, kepedulian anak perusahaan Astra Grup tersebut dapat dilihat pasca tsunami turut membersihkan masjid-masjid yang masih layak digunakan. Salah satunya masjid Ar Rahmat di Desa Loli Dondo, Kecamatan Bawana, Kabupaten Donggala. Sejak pertengahan September lalu, masjid yang dijadikan pusat kajian Islam oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Palu sudah dapat difungsikan kembali. Selain turut membantu membersihkan masjid, tim relawan dari UT Grup juga membuka dapur umum untuk keperluan masyarakat yang menjadi korban bencana alam di Palu dan Donggala. (lib)