PERISTIWASULTENG

Ekspor Kayu Sulteng Akan Bergairah Kembali

DIKSUSI : Suasana diskusi masalah prospek dan potensi perkayuan di Sulteng, antara PPIHH Sulteng dengan PT. Sulteng Membangun, Selasa (24/5).(FOTO : ISTIMEWA)
Dilihat

PALU-Perkumpulan Pengusaha Industri Hasil Hutan (PPIHH) Provinsi Sulawesi Tengah (Sulteng) yang dipimpin Ketua PPIHH Sulteng, Hasanudin Mangge, bersama pengurus lainnya melakukan pertemuan bertajuk silaturahmi dengan jajaran manajemen PT. Sulteng Membangun di kantor PT. Sulteng Membangun Jln. Taruruka No.02 Kota Palu, Selasa (24/5).

Dalam pertemuan itu rombongan PPIHH Sulteng yang dipimpin Hasanudin Mangge didampingi Sekretaris PPIHH Sulteng Safei Datupalinge, dan Dr. Sakka, juga hadir Ihwanul Ikhsan, S.Hut., M.Si, salah satu pejabat Kehutanan vertikal dari Balai Pengelolaan Hasil Hutan Produksi Wilayah XII Sulawesi Tengah (Sulteng), Gorontalo, dan Sulawesi Utara (Sulut) diterima oleh Komisaris PT. Sulteng Membangun H. Asgar Ali Djuhaepa, bersamna Direktur Utama PT Sulteng Membangun Leomirnandi Karamoy, Direktur Keuangan dan Umum Hendry Reinold Ranonto, dan Komisaris Yeni Maryam.

Pada kesempatan pertemuan itu, Ketua PPIHH Sulteng Hasanudin Mangge memaparkan rencana kerjasama dengan PT. Sulteng Membangun di bidang tata niaga eksportir perkayuan dan kayu indah di Sulteng.

“ Kami bersilaturahmi dengan jajaran manajemen PT. Sulteng Membangun sebagai wujud peningkatan dan geliat ekonomi bagi pelaku usaha hasil hutan. Ini juga sangat didukung dan selalu didorong oleh Gubernur kita Bapak H. Rusdi Mastura agar industry perjkayuan di Sulawesi tengah lebih digairahkan lagi, “ tutur Hasanudin Mangge.

Setelah memaparkan potensi perkayuan di Sulteng, dan juga berbagai tambahan pandangan dan masukan dari beberapa pengurus PPIHH yang hadir seperti Dr. Sakka dan Safei Datupalinge, rencana PPIHH itu disambut hangat oleh Komisaris PT. Sulteng membangun bersama para direksi yang hadir saat itu. Semuanya merespon dengan baik.

Rencana pada hari Rabu 25 Mei 2022 PPIHH Sulteng juga akan bertemu dengan Gubernur Sulteng, H. Rusdi Mastura di ruang kerjanya, dengan agenda perkenalan pengurus, visi dan misi PPIHH, laporan potensi hasil hutan dengan contohnya potensi hutan kayu dan sudah terintegrasi dengan sistem satu pintu (SIUPHH) di Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) RI, satu paket dengan online dan sel assessment melalui Undang-undang Kehutanan dan Undang-undang Hak Cipta Karya baru. Juga terintegrasi dengan perizinan satu pintu daerah kita secara teknis.

Seperti diketahui, PPIHH Sulteng dibentuk untuk percepatan pengukuhan organisasi dalam rangka mendukung percepatan program Gubernur Sulteng dalam pengentasan kemiskinan dan pengangguran di Sulteng.

“ Adalah sebuah sinergi dengan program PPIHH Sulteng, yang bertujuan menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan ekspor di bidang hasil hutan di Sulteng, “ kata Hasanudin.

Upaya itu, kata Hasanudin, melalui industri hilir yang terpadu dengan potensi hasil hutan kita di Sulteng, yang saat ini terintegrasi dengan pelayanan izin satu atap, dan terinput di layanan SIPUHH di KLHK RI.

“ Kalau potensi ada, hutan kayu kita kurang lebih 600 ribu m3 log data 2020-2021. Belum lagi hasil hutan non kayu seperti rotan, dll, yang saat ini pemanfaatannya masih diantar pulaukan, masih mentah. Artinya, nilai tambah Sulteng dirugikan karena tidak diatur melalui pertumbuhan industri, apalagi tenaga kerja, “ ungkapnya.

“ Mohon maaf, saat ini industri hilir kita di Palu Utara 10 tahun terakhir hampir semua tutup. Inilah yang menjadi dasar motivasi kami, dengan kajian yang mendalam kami menghimpun para pengusaha dalam mewujudkan kembali asset-aset yang tertidur. Yah kurang lebih 10 tahun terakhir ini, “ beber Hasanudin lagi.

Maka, tambah Hasanudin, terkait dengan wacana ini, diharapkan kita semua para pengusaha hasil hutan, akan lebih terjamin usahanya dan para investor kembali berinvestasi langsung di Sulteng.

“ Dengan demikian, peningkatan ekonomi akan segera pulih, kegiatan ekspor via pelabuhan samudera Pantoloan dengan kegiatan bongkar muat barang akan semakin signifikan. Secara otomatis pendapatan daerah dan negara bidang non migas, khususnya hasil hutan Sulteng kembali bergairah, dapat dirasakan masyarakat, baik dari hulu maupun sampai hilir, “ pungkas Hasanudin.(mch)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.