
PALU – Program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kota Palu, Sulawesi Tengah bakal kena imbasnya bila PT Pelindo yang dipercaya mengelola Pelabuhan Peti Kemas Pantoloan tidak segera meningkatkan pelayanan dalam hal bongkar muat peti kemas.
Pasalnya, kasus rusaknya fasililitas berupa Container Crane (CC), Rubber Tyred Gantry (RTG) dan Reach Stacker (RS) yang digunakan untuk bongkar muat peti kemas sering mengalami kerusakan dan terjadi berulang-ulang dan berdampak antrean kapal hingga kemarin (6/7).
‘’Masih ada barang kebutuhan lebaran yang tertahan di Pelabuhan Pantoloan. Kami tidak bisa berbuat banyak karena kondisi di lapangan demikian adanya. Dampaknya, konsumen dan pemerintah daerah yang dirugikan,’’ jelas sumber Radar Sulteng yang enggan disebutkan identitasnya.
Sering rusaknya alat bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Pantoloan sudah terjadi sejak Ramadan lalu. Bahkan dari dua RTG yang berada di Depo Pelabuhan Pantoloan hanya satu yang beroperasi. Satunya sudah rusak sekira empat bulan yang lalu. Satu-satunya alat yang menjadi adalan operasional di Depo Pelabuhan Pantoloan yakni, Reach Stacker dan akhirnya juga mengalami kerusakan.
“Memang ada kerusakan alat jenis RS (Reach Stacker, Red). Rusaknya sejak kemarin dulu (tanggal 4 Juli, Red),” kata Manager SDM dan Umum PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) IV Cabang Pantoloan, Muh Aminullah A, di ruang kerjanya, kemarin (6/7).
Pihak Pelindo lanjut Aminullah, juga sudah meminta dikirimi alat pengganti agar Reach Stacker yang rusak tersebut, bisa kembali difungsikan. Aminullah menerangkan bahwa alat tersebut sudah dikirim pada Rabu malam sekira pukul 21.00, dan telah sampai di Palu, Kamis pagi.
“Alatnya sudah sampai. Tapi saya belum bisa memastikan kapan alatnya bisa kembali difungsikan,” jelas Ullah, sapaan akrab Aminullah.
Lebih lanjut Ullah mengatakan jika Reach Stacker milik Pelindo tidak bisa digunakan, pihaknya sering menyewa Reach Stacker milik PT Toloan untuk menunjang proses bongkar muat melalui pelabuhan Pantoloan.
“Jika alatnya rusak, kami juga menyewa alat dari PT Toloan untuk menunjang proses bongkar muat,” ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun media ini, kerusakan Reach Stacker tersebut sudah terjadi berulang kali. Sebelumnya, di awal ramadan, tanggal 30 Mei, saat lonjakan pengiriman barang meningkat, Reach Stacker di Pelabuhan Pantoloan juga mengalami kerusakan.
Terkait kerusakan Reach Stacker, Manager Operasional PT Pelindo IV Cabang Pantoloan, Hamsah menjelaskan tidak akan berdampak pada lambatnya proses bongkar muat di pelabuhan karena ada alat lain dengan fungsi yang sama juga masih bisa difungsikan.
“Disini kita punya beberapa alat, selain RS (Reach Stacker), kita juga punya RTG (Rubber Tyred Gantry), dan forklift 32 dan 7,” ucap Hamsah.
Untuk saat ini, PT Pelindo IV Cabang Pantoloan, memiliki 1 unit Luffing Crane, 1 unit Container Crane (CC), 2 unit RTG namun satu unit, sama sekali tidak digunakan sedangkan yang lainnya tidak berfungsi maksimal, 1 unit RS yang sering rusak, dan Forklift 32 dan 7.
Pantauan media ini di pelabuhan, ada dua kapal Temas yang sedang sandar dan dalam proses bongkar muat. Kedua kapal tersebut ialah Kedung Mas yang tiba Sabtu (2/7) dan baru sandar Rabu (5/7), Kanal Mas yang tiba dan sandar bersamaan dengan Kedung Mas.
Sementara itu, juga masih ada kapal Temas lainnya yang harus labuh menunggu antara Kedung Mas dan Kanal Mas selesai proses bongkar muat. Kedua kapal Temas tersebut harus menunggu 3 hari baru bisa sandar untuk proses bongkar muat. Keterlambatan sandar kedua kapal Temas di atas tidak seberapa dibanding dengan kapal sebelumnya, yakni Situ Mas yang tiba tanggal Rabu (21/6), dan baru sandar seminggu kemudian.
Juga Telaga Mas yang tiba Minggu (25/6), dan baru sandar Sabtu (1/7). Setelah sandar, Kapal Situ Mas, baru bisa kembali berangkat Sabtu (1/7), sedangkan kapal Telaga Mas, baru bisa berangkat 4 hari kemudian setelah sandar.
Hamsah berdalih kapal Temas saat ini mengantre bukan sepenuhnya dikarenakan rusaknya Reach Stacker milik Pelindo, melainkan juga karena alat milik Temas di Depo juga mengalami kerusakan.
“Tidak sepenuhnya kesalahannya di pelabuhan. Alat di Depo Temas juga ada yang rusak,” demikian kata Hamsah saat ditanya kaitan kerusakan Reach Stacker dan antrean kapal Temas.
Diperoleh informasi, akibat rusaknya peralatan PT Pelindo, sebanyak 25 kontainer kelapa dari Sulteng terancam rusak. Pasalnya, proses pengumpulan kelapa hingga masuk peti kemas dan tertahan di Pelabuhan Pantoloan membuat pengusaha was-was alias mengalami kerugian besar. ‘’Masih banyak barang-barang yang terancam rusak bila kondisi pelayanan bongkar muat barang tidak ada kepastian,’’ ungkap sumber Radar Sulteng.
Sementara aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Samas Loli, Donggala juga lumpuh. Hal tersebut disebabkan alat penunjang di masing-masing pelabuhan tersebut mengalami kerusakan. Di pelabuhan Samas Loli, informasi yang didapatkan media ini dari salah satu petugas PT Sambaru Loli, yang namanya tidak ingin dikorankan menjelaskan bahwa crane kapal yang berfungsi memindahkan peti kemas dari kapal rusak sejak 11 hari terakhir.
Imbasnya, sejak Rabu (26/7), tidak ada aktivitas bongkar muat di pelabuhan dan hingga saat ini, sudah ada 5 kapal yang antre untuk menunggu perbaikan crane kapal tersebut. Masih menurut petugas PT Sambaru Loli tersebut, pihak pelabuhan masih menunggu alat yang dikirim dari Surabaya.
“Jika alat itu tiba, proses perbaikannya akan memakan waktu sekitar 1 atau 2 hari,” ucapnya. (saf)