
PALU – Menurunnya target pendapatan asli daerah (PAD) dalam revisi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RJPMD) mengundang kritikan pedas dari anggota DPRD Palu Muhammad Iqbal Andi Magga.
Dalam rapat kerja bersama antara Pimpinan DPRD dan Pemkot membahas Revisi RPJMD , Iqbal menyatakan pada RPJMD Kota Palu tahun 2016 termuat bahwa target pendapatan asli daerah (PAD) Kota Palu akan mencapai Rp500 miliar.
“Namun setelah saya membuka revisi RPJMD ternyata tetap lebih besar rencana belanjanya dari pada rencana pendapatannya. Sehingga tidak ada layout pendapatan daerah yang mencapai Rp500 miliar,” kata Iqbal.
Malahan kata Iqbal, dalam revisi RPJMD target PAD hanya Rp327 miliar atau jauh dari target yang ditetapkan pada 2016 lalu.
Layout, penerimaan menjadi penting kata Iqbal karena belanja yang disajikan dalam RPJMD terlalu banyak. Apalagi katanya belanja paling besar adalah untuk peningakatan kapasitas UKM, IKM dan kelurahan-kelurahan unggulan dalam rangka meningkatkan ekonomi mikro.
“Ekonomi mikro adalah badan usaha yang tidak disentuh oleh pajak, berarti yang ditumbuhkan adalah ekonomi yang tidak menyuplai PAD,” ungkapnya.
Olehnya dalam rapat Iqbal mempertanyakan strategi apa yang dilakukan Pemkot untuk peningkatan PAD. Dalam teori lanjut Iqbal, salah satu upaya untuk meningkatkan PAD adalah melalui investasi.
Namun dalam rencana revisi RPJMD investasi justru menurun. Jika 2017 rencana rinvestasi daerah adalah 70 dan tahun 2018 hanya 40. “Bagaimana kita bisa mengharapkan peningkatan PAD kalau investasi menurun,” katanya.
Olehnya ujar Iqbal, sebelum Revisi RPJMD dipublis kepada umum dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan, perlu dipertegas dulu soal penerimaan daerah. Kalau tidak ada peningkatan, perlu dijelaskan kendalanya apa.
Disebutkan Iqbal, PAD dari dari 2017 hingga 2018 tidak ada peningkatan, berarti dalam kurun waktu satu tahun Pemkot tidak membangun apa-apa karena tidak menghasilkan apa-apa.
“Terus apa yang salah dengan pembangunan kita. Apakah kita terlalu membelanjakan uang untuk sesuatu yang bukan hak kita, sebab sudah ada cerita di luar Pemkot membiayai aset provinsi apa Kota Palu sudah terlalu kaya sehingga kita yang harus membangun aset provinsi,” katanya.
Makanya Politisi Partai Golkar ini meminta layout pendapatan asli daerah dapat digambarkan dengan jelas. “Kita di DPRD sudah menerima imbasnya dari rendahnya PAD yaitu viskal daerah yang semula tinggi kini menjadi sedang sehingga prediksi pendapatan Rp40 juta perbulan tidak tercapai,” ujar Iqbal.(zai)