PALU-Ketua Umum Perkumpulan Keluarga Paleleh-Paleleh Barat (PKP-PB), Adenan M. Baralemba, dalam kegiatan pelantikan pengurus PKP-PB dan Temu Akrab warga dari Kabupaten Buol asal Kecamatan Paleleh dan Paleleh Barat, Sabtu (19/9), dalam pidatonya menceritakan bagaimana sampai muncul dan terbentuknya PKP-PB di Palu, ibukota Provinsi Sulawesi Tengah.
Dipaparkan Adenan, sekitar tahun 1989, para pemuda warga Paleleh berkumpul di SMP Negeri 3 Palu untuk membentuk perkumpulan yang diberi nama Kerukunan Warga Paleleh. Saat itu, dalam menyelenggarakan program-programnya, terutama berkaitan dengan dana, maka saat itu telah dikeluarkan Akta Notaris sebagai dasar untuk melakukan usaha yang diberi nama Dopalak.
“Mungkin saja karena satu dan lain hal, maka kerukunan warga Paleleh jalan tate-tate (bisa jalan ditempat, bisa juga jalannya lamban, red) dan izin usaha Dopalak pun menghilang tidak tahu kemana rimbanya, “ tutur Adenan.
Kepada Radar Sulteng, Adenan menyebut beberapa tokoh yang bersama dirinya membentuk Yayasan Dopalak, yaitu antara lain Rahim Gobel dan almarhum Marwan Dahlan. Yayasan Dopalak ini dimaksudkan untuk menjadi wahana menggerakkan usaha ekonomi warga Paleleh dirantau, khususnya di Kota Palu. Semacam koperasi, dan usaha bisnis ekonomi lainnya.
Selanjutnya para penggerak warga Paleleh ini berpisah karena aktivitasnya masing-masing. Rahim Gobel dan almarhum Marwan Dahlan pulang kampung ke Buol, menjadi pejabat di kabupaten otonom baru yakni Kabupaten Buol, sejak tahun 2001. Almarhum Marwan, terjun menjadi politisi dan menjadi anggota DPRD Kabupaten Buol hingga meninggal dunia.
Sementara Adenan Baralemba, hijrah ke Jakarta. Awalnya, sebagai guru teladan dari Paleleh, ditarik ke Palu karena prestasinya sebagai guru Fisika dan Matematika, guru langka saat itu. Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sulawesi Tengah (Sulteng) menariknya karena guru dan siswanya SMP 1 Paleleh di Ujian Nasinal sebagai terbaik satu.
“ Saya ke Palu karena ditarik Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Sulawesi Tengah, karena mampu menjadi yang terbaik. Rupanya saya ditarik ke Palu, untuk memperkuat SMP 3 Palu sebagai salah satu sekolah favorit. Makanya kenapa saya bisa memimpin SMP 3 Palu, “ ungkapya.
Ke Jakarta pun demikian. Karena prestasi lakilaki dari Desa Talaki ini ditarik oleh Depatemen Pendidikan dan Kebudayaan pusat saat itu, di tahun 2004. Jadilah dia guru di tanah Betawi Jakarta hingga pensiun. Tetapi jiwa berorganisasi, terus jalan, bahkan beberapa kali membuat kegiatan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII). “ Saya beberakali bertemu dengan pak Samerdan Munggeli (Sekretaris PKP-PB, red) di Jakarta, di TMII, “ ujarnya.
Lama di Jakarta, dia harus pulang ke Palu setelah pensiun dari Aparatur Sipil Negara (ASN). Bertepatan dengan bencana alam gempa bumi, tsunami, dan likuifaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi, Donggala, dan Parigi Moutong (Padagimo).
“Bertepatan dengan terjadinya bencana di wilayah Padagimo, pada tanggal 28 September 2018 tokoh-tokoh dari Paleleh dan Paleleh Barat mempertanyakan, mana kerukunan Paleleh sekarang ? Rupanya yang hidup adalah group WhatsApp (WA) kerukunan Paleleh. Karena sepi, maka saya mencoba bertanya. Saudara-saudaraku, mana semua saudaraku dari Paleleh yang ada dalam group ini. Kok Sepi ? Dengan pertanyaan tersebut, mulailah satu persatu muncul, dan curhat-curhatan, “ papar Adenan.
Waktu jalan terus, aktivitas kerukunan pun nampak semakin lenyap, hanya curhat dan perdebatan karena perbedaan pendapat yang saling menyalahkan yang muncul. Sementara ada warga Paleleh baik yang ada di Kota Palu dan sekitarnya maupun yang datang dari Paleleh dan Paleleh Barat yang sangat membutuhkan layanan bantuan saudara-saudaranya yang ada di Kota Palu terasa sulit tertangani.
Dengan kondisi demikian itu, maka timbul inisiatif beberapa tokoh masyarakat dari Paleleh dan Paleleh Barat untuk mengaktifkan kembali kerukunan ini, dan sepakat bahwa harus ditumbuhkan suatu kehidupan yang indah, damai, bersatu, saling menyayangi, gotong royong yang dilandasi nilai-nilai etik, moral, ikhlas sebagai perwujudan dari iman dan takwa pada setiap warga Paleleh yang ada di Padagimo.
“ Selanjutnya, dengan pertimbangan agar kerukunan tidak terganggu, maka forum yang berkumpul meminta saya untuk membentuk majelis taklim. Dengan catatan, kegiatannnya harus difokuskan pada program-program layanan sosial dan keagamaan. Dan Alhamdulillah telah terbentuk Perkumpulan Keluarga Paleleh-Paleleh Barat, dan sekarang sudah menjalankan program-programnya, “ ucap Adenan lagi.
Menurut Adenan Baralemba, yang terpenting bagaimana organisasi kita ini bisa melakukan layanan dengan penuh ikhlas tanpa membeda-bedakan status social, suku, agama, dan lain sebagainya. Karena hal tersebut merupakan pemicu ketidakberhasilan organisasi yang kita sayangi ini.
“Mari kita sama-sama meningkatkan kepedulian terhadap sesama kita warga Paleleh dan Paleleh Barat, baik yang ada di Padagimo waupaun warga Paleleh yang ada di daerah lain untuk saling membantu apabila di antara kita ada yang memerlukan layanan bantuan dan dukungan kita, “ pintanya.
Pada kesempatan itu, selaku Ketum PKP-PB, Adenan Baralemba menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Tim Sembilan yang telah mempercayakan kepada dirinya untuk memimpin dan menjalankan roda organisasi Kerukunan Paleleh yang saat ini berubah menjadi Perkumpulan Keluarga Paleleh dan Paleleh Barat.
“Saya sadari, dan belajar dari pengalaman bahwa keberhasilan organisasi kita ini, sangat ditentukan oleh keikhlasan setiap personel untuk mau bersama-sama dalam menjalankan amanah karena Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. Semoga apa yang kita lakukan merupakan ladang pahala buat kita semuanya, “ sebutnya.
Ia lalu mengajak semua pengurus PKP-PB, menindaklanjuti keinginan tokoh-tokoh perkumpulan Paleleh dan Paleleh Barat dalam rangka menumbuhkembangkan suatu kehidupan yang indah, damai, bersatu, saling menyayangi, gotong royong, dilandasi nilai-nilai etik, moral, ikhlas sebagai perwujudan dari iman dan takwa.
Dipaparkannya, berdasarkan amanah tersebut maka Visi PKP-PB adalah “ Mewujudkan kehidupan yang indah, damai, bersatu, saling menyayangi, gotong royong yang dilandasi nilai-nilai etik dan moral, sebagai perwujudan dari iman dan takwa”.
“Visi inilah yang akan kita jabarkan menjadi Misi, program dan kegiatan yang nyata oleh masing-masing bidang pada wadah Perkumpulan Keluarga Paleleh dan Paleleh Barat yang disingkat PKP-PB, “ pungkasnya.(mch)