
MOROWALI – Dikarenakan anggaran proyek belum dicairkan hingga akhir 2017 ini, puluhan kontraktor mendatangi kantor Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Morowali, Jumat kemarin (29/12).
Pantauan Radar Sulteng, sekitar pukul 09.00 wita kemarin, terlihat puluhan kontraktor yang mengerjakan berbagai proyek dari berbagai sektor di Kabupaten Morowali mengeluarkan nada tinggi di kantor BPKAD Morowali.
Aksi mereka tersebut tidak lain, untuk menuntut hak mereka yang telah menyelesaikan pekerjaan fisik sesuai kontrak. Akan tetapi, tuntutan mereka itu belum juga menemukan hasil, dikarenakan anggaran proyek yang mereka laksanakan tak kunjung dicairkan oleh BPKD Kabupaten Morowali.
Pada aksi tuntutan yang dilakukan puluhan kontraktor yang jumlahnya kurang lebih 20 orang ini, mendapat pengawalan dari Satpol PP. Pengawalan tersebut dilakukan, guna mengantisipasi munculnya hal-hal yang tidak diinginkan.
Pasalnya, pada Kamis malam (28/12) mulai dari pukul 19.00 wita hinga pukul 24.00 wita, para kontraktor tak kuasa menahan amarahnya karena selalu dijanji. Alhasil, beberapa fasilitas kantor seperti meja jaga security milik BPKAD Morowali rusak ditendang. Kemudian, Jumat pagi kemarin, pot bunga dan tong sampah milik BPKAD giliran dirusak.
Saat ditemui di kantor BPKAD kemarin, para kontraktor mengatakan mereka akan terus mempertanyakan kepada pihak BPKAD terkait kejelasan kapan anggaran proyek mereka cair.
“Kami didesak kerja. Begitu ada temuan, kami disuruh kembalikan. Tapi giliran kami meminta hak kami, hanya diputar-putar dan selalu disuruh sabar. Kalau begini terus, kami ibarat selalu mendapat janji palsu,”keluh para kontraktor.
Mereka mengatakan, jika anggaran proyek mereka tidak mendapat kejelasan terkait kapan waktu percairannya beberapa aset mereka seperti rumah dan kendaraan pribadi akan terancam ditarik oleh pihak perbankan.
“Kami mengerjakan proyek ini, pakai dana pribadi. Kami meminjam uang di Bank. Jadi kalau tidak segera dicairkan, pastinya aset kami sebagai jaminan di Bank akan disita. Apa mereka (BPKAD, red) tidak kasiham sama keluarga kami ? Apalagi kami dikejar-kejar sama tukang yang melakukan pekerjaan. Mereka juga butuh biaya hidup kasihan, jadi tolong saling membantu, “ungkap para kontraktor, yang sudah terlanjur kecewa ini.
Sementara itu, salah seorang kontraktor yang mengaku bernama Asgar menegaskan bahwa dirinya akan terus mendesak Kaban BPKAD, Alwi Gawi, terkait pastinya waktu pembayaran anggaran proyek yang telah selesai 100 persen.
“Kalau memang dibayar nanti menyeberang tahun (2018, red), kami mau minta pak Kaban (Alwi Gawi, red) untuk membuat surat pernyataan terkait kepastian kapan anggaran proyek kami dibayarkan. Harinya kapan, dan bulannya kapan. Supaya, kami mempunyai dasar untuk menagih. Kalau seperti sekarang ini hanya dijanji terus, kami sudah bosan, ” tegasnya.
Saat Radar Sulteng mencoba mengklarifikasi kepada Kaban BPKAD Alwi Gawi, media ini tidak berhasil menemuinya. Sebab, saat itu Alwi Gawi sedang melakukan rapat internal bersama Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Morowali, Jafar Hamid, guna membahas anggaran proyek para kontraktor. Hingga berita ini diturunkan, belum ada jawaban yang jelas terkait penyebab terlambatnya pembayaran anggaran proyek para kontraktor dari BPKAD Morowali.(fcb)