Prof Zainal : Padahal Itu Hanya Coretan Sederhana

PALU – Ada momen menarik bahkan langka, saat kunjungan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Kota Palu, Provinsi Sulawesi Tengah pada Jumat (25/2). Rombongan Jokowi pilih salat Jumat di Masjid Almuqorrabin Kompleks Bandara Mutiara Sis Aljfuri Palu. Saat itu yang menjadi khatib Ketua MUI Kota Palu Prof Dr. H Zainal Abidin MAg. Diam diam Presiden Jokowi tertarik dengan isi khotbah Rais Syuriyah PBNU yang juga mantan Rektor pertama IAIN Palu sekarang berubah menjadi UIN Palu.
Usai salat Jumat rupanya Jokowi yang justru mendatangi Prof Zainal dan meminta langsung naskah khotbah yang ditulis tangan tersebut.

Prof Zainal Abidin kepada Radar Sulteng menjelaskan, bahwa sehabis salat jumat rombongan Presiden langsung menjama salat Ashar, yang dipimpin langsung oleh Presiden sendiri. Sehingga dirinya dan jamaah lain duduk saja, sambil berzikir tidak mengeraskan suara. Ketika Presiden sudah selesai memimpin salat jama itu, mulailah imam masjid menganjurkan membaca al-fatihah. Lalu imam membaca doa dan selesai berdoa semua jamaah berdiri.
“Seperti biasa kan. Kita tidak berani mendekati Presiden, karena ada protokol apalagi masa pandemi. Tapi beliau berjalan ke arah saya, tapi saya tidak yakin kalau saya yang dihampiri, karena di samping saya ada Gubernur, Walikota, menteri dan pejabat lainnya, tapi dengan jarak satu meter dia menghampiri dengan salam yang tidak bersentuhan itu, lalu tiba-tiba beliau bilang bagus khotbahnya, mana konsepnya,” kata Guru Besar UIN Palu menirukan ucapan Presiden kepada Radar Sulteng, Sabtu (26/2).
Awalnya Prof Zainal mengaku, belum berpikir kalau Presiden meminta konsep khotbahnya, tapi dia menganggap ada sesuatu yang lain diminta. Namun kedua kalinya Presiden berkata lagi, mana konsepnya atau coretannya tadi ke Prof Zainal.
“Saya sudah yakin bahwa yang diminta ini konsep khotbah saya. Walaupun sebenarnya pak Presiden itu tidak menyaksikan saya di atas podium, karena posisi duduknya di sebelah kiri saya ketika khotbah, sehingga mimbar itu terhalang kalau di sebelah kiri ujung, mungkin beliau menganggap saya membaca utuh. Padahal saya hanya mencatat garis besarnya saja,” jelas Prof Zainal yang juga ketua FKUB Sulteng.
Ketika kedua kalinya itulah Prof Zainal langsung mengambil dari sakunya dan memberikan konsep sederhana dua lembar di kertas berukuran kecil kepada Presiden dan diberikan lagi kepada ajudannya.
“Saya berbicara sedikit ke beliau, dan mendoakan semoga bapak Presiden sehat selalu, semoga sukses terus memimpin bangsa dan negara ini. Itu saja pembicaraan, tidak ada yang lain, sampai kami foto bersama dan akhirnya beliau meninggalkan masjid,” sebut Prof Zainal merendah.
Prof Zainal Abidin mengungkapkan, khotbahnya itu pada intinya dia menceritakan bahwa Islam itu selalu memberi solusi yang terbaik. Islam itu cinta dan damai. Islam itu ajaran kasih sayang, sehingga dia memulai khotbahnya dengan definisi Islam menurut Syekh Yusuf Al Makassari.
“Jadi definisi Islam itu menurut Syekh Yusuf, Islam itu mengantar kebaikan ke hati manusia. Dia tidak menyebut ke hati orang Islam, tapi ke hati orang lain atau manusia lain. Itu yang saya maksudkan, orang berislam itu seharusnya begitu,” terangnya.
Dalam khutbahnya Prof Zainal juga menekankan untuk menghargai suatu perbedaan dan mengedepankan persamaan di bangsa ini.
Kemudian beberapa quotes di khotbah Prof Zainal Abidin juga berbunyi, Islam sepatutnya membahagiakan pemeluknya, jika Islam tidak membahagiakan pemeluknya kemungkinan ada sesuatu yang salah dalam memahami Islam. Biarlah ada perbedaan agama, biarlah masing-masing memiliki cara berdoa sendiri-sendiri, biarlah Tuhan disebut dengan berbagai nama, biarlah Tuhan dilukiskan dengan bermacam-macam bentuk, biarlah kemudian Tuhan dinyanyikan dalam semua bahasa dan dalam keberagaman lagu. Biarlah semua tumbuh subur, karena sesungguhnya yang kita cari adalah rahmat dan kasih Tuhan.(acm/lib)