POSO

Bulog Poso Dikirimi Beras Kualitas Rendah

Dilihat
Petugas memeriksa stok beras di gudang Bulog. (Foto: Agus Muhaimin/Jawapos.com)

POSO– Bulog Poso sekarang sedang dalam sorotan publik. Institusi pemerintah yang dipercaya menangani urusan pangan masyarakat ini diinformasikan melakukan (proyek) pengadaan beras berkualitas rendah yang tidak layak konsumsi. Jumlah pengadaannya pun tidak sedikit, mencapai 500-an ton.

Kabarnya, beras tak berkualitas baik tersebut dibeli dari Tolitoli. “Kami belum lihat berasnya. Tapi informasi pengadaan beras tak berkualitas standar Bulog ini A1 karena berasal dari dalam Bulog sendiri,” kata Riston, kemarin.

“Kalau itu benar, kasian orang Poso dan Touna. Karena beras Bulog Poso di distribusikannya di dua kabupaten ini,” sambung warga Poso Kota ini.

Warga meminta aparat hukum terkait (polisi dan jaksa) untuk mengecek benar tidaknya ada ratusan beras tak layak konsumsi masuk di gudang Bulog Lawanga Poso. “Jika benar ada, aparat hukum harus bisa mencegah beras itu beredar di masyarakat, dan proses hukum para pelakunya,” harap warga.

Kepala Bulog Sub Divre Poso, Eko membenarkan adanya beras asal Tolitoli yang masuk ke gudang Bulog Poso di Lawanga kecamatan Poso Kota. Jumlahnya bahkan lebih banyak dari yang beredar di masyarakat. Jika yang diketahui masyarakat hanya 500-an ton, maka yang benar, kata Eko adalah 600 ton.

“Tapi itu bukan beras pengadaan ya. Beras itu beras kiriman/pindahan dari gudang Bulog Tolitoli,” jelas Eko.

Dari 600 ton tersebut, yang sudah masuk ke gudang Bulog Lawanga baru sekitar 60 ton. Meski tak pernah meminta dikirimi beras dari gudang Bulog Tolitoli, namun Eko mengaku jika Bulog Poso memang membutuhkan tambahan stok beras dengan harga beli lama pemerintah Rp 7.300 perkilo untuk gelar operasi pasar (OP).

“Kita hanya menerima saja. Yang dikirim itu beras lama dengan harga beli masih Rp 7.300. Jadi beras tersebut untuk operasi pasar,” tukasnya.

Terkait beredarnya kabar di masyarakat bahwa kualitas beras asal Bulog Tolitoli jelek, Kasub Bulog Poso Eko tak berkomentar. Dia tampak hanya senyum-senyum sembari menyebut pihaknya hanya sebagai penerima yang tidak mungkin menolak dan mengembalikannya.

Terpisah, Kepala Gudang Bulog Lawanga Apip Mahpip yang dikonfirmasi, juga menyebut beras yang datang di gudangnya bukan merupakan beras pengadaan. Melainkan beras kiriman pemindahan dari Bulog Tolitoli. Pada persoalan ini pihak gudang Bulog Poso hanya menerima kiriman tanpa meminta sebelumnya.

Soal kualitas beras yang tidak bagus, Apip tak menampiknya. Bahkan menurut dia beras kiriman asal gudang Bulog Tolitoli ini jauh di bawah dari stok beras Bulog Poso yang dibeli masih, dengan harga lama pemerintah Rp 7.300 perkilo.

“Kalau dibandingkan, masih sangat bagus beras kita disini,” tandasnya.

Karena kualitas yang tidak memenuhi syarat standar pengadaan beras Bulog, gudang Lawanga berencana tidak akan menerima lagi kiriman susulan. “Yang masuk baru 60 ton dari 600 yang akan dikirim kemari,” ungkap Mahpip.

Dia mengaku pusing dengan kiriman beras Tolitoli karena khawatir akan muncul protes dan masalah dari masyarakat. Dari mutunya, beras kiriman Tolitoli berasal dari pengadaan beras dengan harga lama Rp 7.300 perkilo. Bagi Apip, kiriman beras dari Tolitoli ini merupakan kiriman beras berkualitas rendah yang kedua kalinya.

Sebelumnya gudang bulog Poso pernah dikirimi beras rendah mutu dari Sulsel. Apip menduga, kiriman beras dari Bulog Tolitoli disebabkan, Bulog Tolitoli over target pengadaan tahun 2017 hingga 142 persen. Sementara Poso baru bisa mencapai 68 persen. Namun meski baru 68 persen, stok beras Bulog Poso sudah sangat cukup untuk kebutuhan hingg beberapa bulan kedepan. Apalagi proses pengadaan beras masih terus berjalan lancar.

Pemda dan bahkan petani sudah menunggu pihak Bulog Poso untuk membeli berasnya. (bud)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.