BERITA PILIHANPALU KOTA

Buaya Berkalung Ban Enggan Muncul ke Darat

TEMU WAPRES: Gubernur Sulawesi Tengah H Longki Djanggola selaku Ketua BKPRS bersama para gubernur mengapit Wapres Jusuf Kalla dalam sesi foto bersama, di Baruga Sanghyang Seri, rumah jabatan Gubernur Sulawesi Selatan, Senin (27/2). (Foto: istimewa)
Dilihat
Panji mengejar buaya dengan ukuran lebih kecil saat melakukan pemantauan lapangan di sekitar muara sungai Palu, Senin sore (22/1). (Foto: Dite/JawaPos)

PALU – Setelah sehari sebelumnya, Minggu (21/1), Panji bersama tim Jawa Pos-Radar Sulteng melakukan pengamatan dan upaya penyelamatan buaya berkalung ban di sekitar Jembatan II yang terletak di Jalan I Gusti Ngurah Rai Kelurahan Tavanjuka Kecamatan Tatanga Palu, kemarin (22/1) tim terus melakukan pencarian.

Panji Petualang sudah menyebarkan sejumlah tim diberbagai titik yang biasanya buaya berkalung ban tersebut menampakan diri dan berjemur, di antaranya Jembatan II Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jembatan I Jalan Sultan Hasanudin, Jembatan Gantung Maesa, Jembatan III Jalan Kimaja serta muara sungai Palu Jembatan IV yang ada di sekitaran Anjungan Nusantara Palu.

Rencananya Panji dan tim kali ini akan mencoba melakukan upaya penyelamatan buaya berkalung ban tersebut dengan menggunakan pukat dan jala untuk menangkap buaya berkalung ban itu agar tidak lari lagi dari area sekitar ketika akan dilakukan penangkapan oleh Panji serta Tim Jawa Pos – Radar Sulteng.

Menurut keterangan warga yang berada di kelurahan Tavanjuka, buaya berkalung ban tersebut biasanya muncul di sekitar area reruntuhan Jembatan II Palu namun disebabkan ramainya masyarakat membuat buaya tersebut enggan muncul kepermukaan.

“Biasanya itu buaya yang ada bannya itu muncul disini sambil berjemur. Cuma karena ramai mungkin buayanya itu tidak mau muncul,” ungkap salah seorang warga Imran yang tinggal di pinggir Jembatan II.

Sementara itu, Panji bersama tim terus menunggu serta memantau langsung di lokasi-lokasi dimana buaya berkalung ban itu muncul. Panji berharap dapat segera menyelamatkan buaya tersebut dari lilitan ban yang sudah kurang lebih dua tahun berada di leher buaya tersebut.

Sekitar Pukul 14.53 WITA, Panji bersama tim Jawa Pos –Radar Sulteng sempat melihat Buaya berkalung ban tersebut ada disekitar Talise, namun Panji belum mau turun disebabkan buaya itu masih berada di pinggir pantai Talise.

Perkembangan terakhir oleh Tim pemantau di lapangan yang berada di sekitaran pantai Anjungan Nusantara, sempat melihat buaya berkalung ban tersebut dari arah Tugu Gerhana Matahari Total (GMT) menuju ke muara. Tetapi sepanjang perjalanan buaya itu menghilang dari pantauan tim sekitar pukul 16.06 Wita.

Tim Jawa Pos – Radar Sulteng hingga pukul 17.30 Wita masih tetap berjaga di sekitaran wilayah muara untuk menjaga pergerakan buaya berkalung ban tersebut yang mana akan kembali ke sungai.

Sementara pantauan Radar Sulteng, Senin sore Panji bersama tim yang sedang memantau keberadaan buaya berkalung ban sempat mengejar buaya lain yang berukuran agak kecil, sekaligus melakukan pendataan keberadaan buaya-buaya yang ada di muara sungai Palu.

Kemarin pagi sebelum turun melakukan evakuasi, Muhammad Panji bersama Tim Jawa Pos berkesempatan bertemu dengan Pemimpin Radar Group, H Kamil Badrun AR SE MSi. Dalam kesempatan tersebut, Kamil meminta tim untuk mengutamakan keselamatan selama dalam kegiatan penyelamatan buaya berkalung ban sepeda motor.

Suasana santai di salah satu warung kopi, di bilangan Jalan Sam Ratulangi itu, terjalin saat Panji bersama rekannya, Diki Firmansyah, yang juga aktivis satwa dan Tim Jawa Pos, berbagi cerita terkait evakuasi buaya tersebut. Di hari pertama itu, kata Panji, dirinya sudah sempat melihat penampakan dari buaya berkalung ban itu, namun upaya evakuasi masih terkendala antusiasnya warga Palu yang berkumpul di tempat tersebut. “Sulitnya ketika buaya mulai muncul, masyarakat bersorak, buayanya jadi masuk lagi,” keluh Panji.

Secara umum, Kamil juga memberikan sedikit informasi terkait kondisi sungai Palu, khususnya di wilayah Tavanjuka, yang juga memang dikenal berarus deras itu. Untuk itu, dia meminta, tim penyelamatan buaya itu, untuk tetap mengutamakan keselamatan masing-masing, agar seluruh proses evakuasi berjalan lancar dan aman. “Saya doakan semoga buayanya cepat terselamatkan, dan Panji bersama tim juga tetap berhati-hati dalam penyelamatannya,” pesan Kamil. Dia sendiri, juga telah meminta sejumlah warga di sekitar Kelurahan Tavanjuka, untuk terus memberikan informasi, jika sewaktu-waktu melihat kembali penampakan buaya berkalung ban tersebut.

Sementara tim penyelamat buaya berkalung ban tadi malam sekitar pukul 21.30 bersama tim Polairud menggunakan perahu menyisir sungai Palu untuk mencari tahu keberadaan buaya berkalung ban berada. (cr3/agg)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.