POSO-Ratusan mahasiswa Universitas Sintuwu Maroso (Unsimar) Poso Sulawesi Tengah menggelar aksi demonstrasi memprotes biaya perkuliahan yang mahal dan cenderung naik setiap tahun. Aksi yang digelar di dalam lingkungan kampus pada Senin (16/10) kemarin, diwarnai dengan membakar kursi dan ban bekas.
Terpantau, sebagian mahasiswa terus mengambili kursi dari teras ruang kuliah untuk dimasukan dalam api yang berkobar di halaman tengah kampus. Mahasiswa mendesak dilakukannya transparansi dan dilakukannya reformasi di lingkungan Unsimar.
Mahasiswa juga menuntut penurunan biaya kuliah yang kini mencapai Rp 2 juta per semester, adanya transparansi biaya pembangunan, penyediaan fasilitas perkuliahan yang layak, kejelasan pungutan uang koperasi mahasiswa, hilangkan tanggungan biaya praktik, kejelasan dana mahasiswa, dan transparansi dana Kuliah Kerja Nyata (KKN) sebesar 30 persen.
“Kami bukan mesin pencetak uang. Lakukan segera reformasi kampus,” teriak mahasiswa. Massa aksi, datang dari semua fakultas yang ada.
Aksi damai yang diwarnai asap tebal, dengan api yang membumbung tinggi menyebabkan kegiatan perkuliahan di semua prodi fakultas lumpuh. Apalagi para mahasiswa yang beraksi memboikot kegiatan belajar mengajar hingga ada kejelasan dari pihak universitas.
Tak cuma itu, mahasiswa juga menutup pintu keluar masuk ke universitas, termasuk tidak mengizinkan kehadiran petugas kepolisian dari Polres Poso masuk ke dalam area aksi demo.
Rektor Unsimar, Kisman Lantang, menganggap tuntutan ratusan mahasiswa itu sebagian besar tidak mendasar. Seperti dana koperasi mahasiswa (Kopma). Kata Kisman, uang Kopma sudah tiga tahun terakhir tidak lagi dipungut pihak kampus. Soal pungutan biaya pendidikan, Rektor menyebut hasilnya sudah digunakan untuk membeli tanah di Desa Bega Kecamatan Poso Pesisir.
Nantinya tanah tersebut akan digunakan untuk pembangunan kampus dua Unsimar. “Soal fasilitas, Unsimar sudah berbenah dengan salah satunya memasang pendingin ruangan (AC) pada semua ruang perkuliahan yang ada,” terang Rektor Kismam.(bud)
