
PALU – Program Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga di pulau terpencil Sulawesi Tengah mendapat respon positif Bank Indonesia perwakilan Sulteng. Diyakini program tersebut selain dapat membantu para nelayan mendapatkan BBM bersubsidi satu harga juga akan memberikan multi efek pada sektor ekonomi lainnya.
”Kami sangat mendukung program ini. Kami akan siapkan tim peneliti untuk mengkaji dampak ekonomi sebelum dan sesudah program BBM satu harga di Wakai,” jelas Kepala Perwakilan BI Sulteng Miyono dalam pertemuan silahturahim bersama tim Pertamina, Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng, Rabu (24/10).
Pertemuan singkat tersebut pada intinya mensinkronkan program nasional tentang BBM satu harga dengan program BI maupun Dinas Kelautan dan Perikanan Sulteng dalam menjangkau masyarakat yang berada di wilayah dengan sebutan 3T yakni terpencil, tertinggal dan terluar. ”Semua berharap BBM satu harga segera direalisasikan. Ada tiga komponen yang vital untuk mendukung pertubuhan ekonomi di wilayah dengan sebuat 3T yakni, BBM, Listrik dan jaringan telekomonikasi,” ungkap Kadis Kelautan dan perikanan Sulteng, Dr Ir H Hasanuddin Atjo MP.
Olehnya kata Kadis Kelautan dan Perikanan Sulteng yang saat ini dipercaya menjadi konsultan pangan di Kamboja itu, memberikan karpet merah untuk pertamina karena telah menjadi penggerak pertama sistem ekonomi di wilayah kepulauan. Pihaknya yakin dan percaya setelah BBM satu harga masuk di kepulauan Wakai akan memberikan multi efek guna menunjang perekonomian di Kabupaten Tojo Unauna itu.
Dalam pertemuan tersebut juga dibahas soal kapan beroperasinya BBM satu harga di Wakai. Sesuai penjelasan Sales Eksekutif Pertamina Retail Sulteng, Fandy Ivan Nugroho dijadwalkan bulan November 2017. Soal hari dan tanggalnya masih dikoordinasikan pertamina pusat maupun BPH Migas. ”Insya Allah kalau sudah ada kepastian waktunya akan segera dibuatkan undangan untuk pemerintah daerah,” tegas Fandy dan diamini Dirut PT Ampana Bersatu Togean Bangkit, Gandhi Yunanto Irawan SH yang turut hadir.
Sementara Dewan Penasehat Hiswana Migas Sulteng, H Syamsudin Oemar yang hadir pada pertemuan tersebut mengatakan, secara umum kesiapan peresmian SPBU di Wakai Desa Muara Bandeng sudah mencapai 90 persen. Sesuai target Pertamina akan meresmikan pada bulan November dipastikan bisa terlaksana mengingat semua sarana dan prasarana kelengkapan operasional SPBU di Wakai sudah siap. Bahkan untuk memudahkan suplai BBM dari kapal, pihak perusahaan juga membangun dermaga sendiri. ‘’Dipastikan PAD Pemkab Touna bakal terdongkrak dengan adanya BBM satu harga di kepulauan Wakai dan sekitarnya. Apalagi, harga BBM non subsidipun seperti pertalite tetap lebih murah karena masyarakat di sana sudah terbiasa membeli BBM mahal selama puluhan tahun,’’ demikian ungkap Syamsudin Oemar. (lib)