POSO – Desa Pinedapa layaklah disebut miniatur keragaman Nusantara. Di desa yang berada di Kecamatan Poso Pesisir, berpenduduk yang sangat beragam. Dari suku maupun agama. Desa ini dihuni oleh warga dari 24 suku dan 3 agama yang hidup berdampingan.
Pantas bila desa ini, dijadikan lokasi digelarnya kegiatan Jelajah Budaya Rumah KITA Poso. Kegiatan berupa perkenalan adat dari masing-masing suku, yang tinggal di Kabupaten Poso. Pesertanya adalah kaum muda, berjumlah 168 orang dari 27 Desa di Kabupaten Poso, diajak mengenali budaya masing-masing warga yang tinggal di Desa Pinedapa.
Kepala Desa Pinedapa, Mardianus Ndele, menjelaskan, bahwa ada sekitar 517 kepala keluarga yang tinggal di desa ini. Mereka berasal dari sejumlah daerah di Indonesia, tidak hanya di Pulau Sulawesi saja, tapi ada pula yang berasal dari NTT, Jawa bahkan Sumatera Utara.
Mardianus menceritakan, bahwa desa ini dahulu dihuni pertamakali oleh orang Napu. Pinedapa sendiri, berasal dari bahasa Pakurehua yang berarati tempat bertemu. Desa ini sejak dahulu dikenal sangat terbuka bagi siapa saja yang ingin tinggal di desa tersebut. Seiring waktu, sejumlah warga yang merantau dan kawin dengan orang dari luar desa ini pun, kembali ke Pinedapa hingga akhirnya ada 24 suku yang mendiami Pinedapa. “Ini terjadi begitu saja. Unik memang desa kami ini. Meski pun warga kami beragam suku maupun agama, tapi hingga sekarang kami hidup rukun tanpa ada ruang pemisah di antara kita,” jelas Mardianus.
Meski telah hidup berdampingan bertahun-tahun, memang belum pernah ada momen seluruh warga berkumpul dan saling mengenali budaya masing-masing. Baru lah ketika kegiatan Jelajah Budaya ini dilakukan, warga bisa saling mengenali lebih dalam budayanya masing-masing. Apalagi ada warga dari luar Pinedapa yang turut serta dalam kegiatan ini. “Anak-anak muda ini, diajak berkunjung ke rumah-rumah warga yang berbeda suku. Dikenalkan kuliner khas masing-masing, dan juga baju adat dari berbagai daerah,” terang Kepala Desa.
Dia pun mengaku sangat bersyukur, Institut Mosintuwu mau memilik desanya sebagai tempat dipusatkannya kegiatan Jelajah Budaya sejak 14 September hingga 15 September 2022. Dan dari desa ini pula kerukunan antar warga berbeda sukun dan agama itu, ditularkan kepada para remaja-remaja dari desa lain di Kabupaten Poso. “Harapannya anak-anak kita ini kelak bisa tetap menjaga kerukunan ini, dan bisa hidup berdampingan dengan damai,” pesan Mardianus.
Kegiatan Jelajah Budaya Rumah KITA Poso adalah program yang digagas Instititut Mosintuwu. Kegiatan ini juga memang sengaja melibatkan para pemuda sebagai peserta. Dijelaskan pendiri Mosintuwu, Lian Gogali, ada empat target dari kegiatan ini. “Pertama, membangun jaringan dan kerjasama antar anak muda lintas agama dan suku dari berbagai desa di Kabupaten Poso. Kedua, membangun kepemimpinan anak muda di desa-desa untuk terlibat aktif dalam pembangunan desa; sekaligus menjaring calon pemimpin muda di desa,” ungkapnya.
Selanjutnya, Ketiga, mendorong dan memotivasi anak muda desa untuk mengenal serta menjaga nilai-nilai kebudayaan yang ada di Kabupaten Poso. Terakhir, Memotivasi anak muda desa untuk mempraktekkan nilai-nilai kebudayaan. (agg)