BERITA PILIHANPALU KOTA

Astaga ! Nenek 67 Tahun Diusir Anak Kandungnya

DIUSIR ANAK SENDIRI : NL saat berada di rumah tetangga saat diusir dari rumah anaknya, Sabtu siang (11/2). (Foto: Mugni Supardi)
Dilihat

Diberi Makan Nasi Garam, Tangan Pernah Dijepit di Pintu

DIUSIR ANAK SENDIRI : NL saat berada di rumah tetangga saat diusir dari rumah anaknya, Sabtu siang (11/2). (Foto: Mugni Supardi)

PALU – Entah apa yang ada dibenak seorang anak yang tega mengusir ibu kandungnya dari rumahnya kompleks perumahan di Jalan Karana, Kelurahan Mamboro, Kecamatan Palu Utara.

Seorang nenek berusia 67 tahun inisial NL diusir anak kandungnya inisial ES (41), setelah sering mendapatkan kekerasan dan tidak lagi diperhatikan makanannya.

NL yang sudah memiliki dua cucu ini, saat ditemui Radar Sulteng di salah satu rumah warga di Kelurahan Mamboro, Sabtu siang (11/2) mengungkapkan, sejak setahun terakhir tinggal bersama anaknya dan cucunya kerap mendapat kekerasan dari anak kandungnya. Seperti menjepit tangannya di pintu rumah, memukul badan, mencubit, bahkan sampai menguncikan pintu rumah agar ia tidak bisa masuk ke dalam rumah. Puncaknya pada Sabtu pagi kemarin, NL diusir anaknya dari rumah kontrakan mereka di Jalan Karana, Kelurahan Mamboro, Kecamatan Palu Utara.

“Dalam satu minggu terakhir ini dua kali tanganku dijepit dipintu. Tadi (kemarin, red), saya sudah diusir dari rumah. Sebelumnya juga pernah sekali diusir. Tapi tadi itu (kemarin, red) pakaian saya sudah dibuang ke luar. Semua tetangga langsung kumpul dan bantu saya,” ucapnya dengan nada pelan, saat berada di rumah salah seorang warga.

Menurut NL, sebenarnya dia memiliki satu anak lagi yang menetap di Kelurahan Petobo, Palu Selatan yang sangat sayang dengannya dan beda dengan anak pertamanya suka mengusirnya.

“Kalau anak saya yang di Petobo sayang sama saya. Tapi kalau yang tempat saya tinggal sekarang ini lain, bahkan sampai-sampai cucu saya ikut-ikutan usir saya dari rumah. Mungkin dia (cucu, red) tidak ingat lagi bahwa sejak dari kecil sampai duduk di bangku SMA saya yang besarkan dia,” tuturnya.

Bahkan NL mengaku tidak habis pikir cucunya yang seorang mahasiswi di salah satu Akademi Kebidanan (Akbid) ternama di Kota Palu tega ikut-ikutan mengusirnya dari rumah. “Sudah sama sifatnya dengan mamanya. Pernah sekali saya mengetuk pintu, cucu saya tidak mau membukakan pintu. Nanti datang mamanya baru saya bisa masuk,” kata NL.

Kekerasan yang dialami NL juga diakuinya sering menerima pukulan dari sang anak. Yang lebih parah, anak kandungnya itu meminta untuk membayar biaya makan selama kurang lebih 20 tahun tinggal bersama anak kandungnya tersebut.

“Uang hasil deposito rumah saya mereka pakai dan 56 gram emas saya mereka jual. Saat saya minta ganti mereka bilang potong saja dengan biaya makan selama saya tinggal dengan dia (ES, red). Perharinya itu Rp 30 ribu, tinggal dikalikan saja anak saya bilang,”ungkapnya.

Ditanya penyebab anak kandungnya menganiaya dan mengusirnya ? NL mengaku, penganiayaan dan pengusiran dirinya terjadi saat dia mulai meminta uang dan emas yang dipakai anaknya dulu dikembalikan. Karena untuk dipakainya memeriksakan dan berobat matanya yang sudah rabun.

“Anak saya ini tidak percaya, kalau penglihatan saya sudah kurang jelas. Bahkan dia sudah panggil saya kamu atau ngana, tidak lagi kata mama,” sebut NL sedih.

Masih menurutnya, soal makanan sehari-hari NL rupanya tidak disediakan makan oleh anak maupun cucunya. NL hanya mencari apa saja yang ditemuinya di dapur, itulah yang dia makan. Sedangkan anak dan cucunya bila makan membeli lauk pauk di luar dan membawa makanan tersebut di dalam kamar.

“Ya biasa saya hanya makan nasi saja, biasa disandingkan sama garam,” kata NL.

Walapun dengan segala perlakuan kasar yang diterima, NL mengaku tetap masih mengganggap keduanya sebagai anak dan cucunya.

“Dia masih anak saya dunia akhirat. Saya berharap dia memohon ampun pada Allah SWT. Meskipun dia tidak lagi anggap saya sebagai orang tuanya, bahkan sampai dia mengaku bisa membeli orang tua sendiri,” ujar NL.

Salah seorang warga setempat yang tak ingin namanya dikorankan mengatakan, bahwa sudah sangat sering mendengar NL berteriak dari dalam rumah mungkin mendapat perlakukan kasar. Bahkan, ketika NL dijepit tangannya diakuinya sempat melihat ada tanda memar.

“Warga disini sudah sangat jengkel dengan anak dan cucunya,” sebutnya.

Sementara Ketua RT 05 Kelurahan Mamboro, Dasman mengaku tak menyangka ada anak yang sampai tega memperlakukan ibu kandungnya sendiri demikian.

“Saya sudah mendengar dari istri saya cerita. Saat dia usir, saya tak berada di rumah. Rupanya ibu NL sudah aman di salah satu rumah warga dan sudah ada sepupunya yang datang melihat,” tutup Dasman. (acm)

1 Komentar

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.