PALU KOTA

Aksi Warga Berbuntut Pemadaman Listrik Bergilir

PANTAU LOKASI: Tim PB PODSI melakukan peninjauan lokasi tempat pelaksanaan Kejurnas Dayung di Teluk Palu, Sabtu (23/2) lalu. Foto kanan, Kadispora Sulteng Yunan Lampasion, memberikan keterangan pers terkait rencana pelaksayaan Kejurnas dayung di Palu. (Foto: Sugianto)
Dilihat

PALU – Aksi blokade jalan terus dilakukan warga Kelurahan Panau, Kecamatan Tawaeli sebagai protes terhadap aktivitas PLTU terkait pengolahan limbah bahan beracun dan berbahaya (B3).

Pengunjuk rasa memblokade Jalan Tawaeli jalur trans Sulawesi, kemarin (22/1). (Foto: Taswin)

Kali ini jalan yang diblokade sudah bukan lagi Jalur Trans Sulawesi, melainkan jalan masuk ke PT Pusaka Jaya Palu Power (PJPP) sebagai pengelola PLTU Panau, Selasa (23/1) kemarin.

Selain memblokade jalan, masyarakat juga menutup saluran air yang mengalir ke kolam penampungan sumber pendingin PLTU Panau dan mengakibatkan pemadaman listrik karena hanya satu mesin yang berfungsi. Sementara di tempat yang berbeda perwakilan masyarakat mengadakan pertemuan tertutup dengan Wali Kota Palu dan perwakilan dari pihak PLTU.

Pihak PLTU Panau tidak mengizinkan awak media untuk ikut serta mendengar jalannya rapat itu. Informasi yang dihimpun koran ini, ternyata pelarangan tersebut perintah dari HRD dan petugas jaga. Dari pukul 11.00 wita hingga pukul 11.30 wita rapat tersebut tidak ada titik temu, dan akan dilanjutkan, hari ini (24/1) di kantor Wali Kota Palu.

Menurut salah satu warga yang mengikuti pertemuan, Muchlis Sulaiman Tandarusa, Wali Kota Palu meminta untuk diberikan kesempatan, untuk mengadakan pertemuan seluruh stake holder, termasuk pihak pengelola PLTU Panau.

Koordinator Aksi, Amirullah menjelaskan, tindakan Wali Kota Palu untuk melakukan pertemuan di kantornya tidaklah tepat. Sebab hanya perwakilan saja nantinya yang akan diundang, sedangkan masyarakat lainnya berharap agar dengan pertemuan tersebut dapat terbuka dan berada di lokasi yang terkena dampak dari PLTU Panau.

“Kami meminta kepada Wali Kota sebaiknya, melakukan pertemuan di Kantor Camat, agar semua masyarakat yang terkena dampak itu ikut menyaksikan keputusan atau pembahasan nantinya, kalau hanya perwakilan menurut saya kurang tepat. Namun Wali Kota tetap melakukan pertemuan di kantornya, sehingga kami menolak untuk hadir,” katanya.

Dampak dari aksi kali ini, ternyata bukan hanya menghambat akses transportasi ke PLTU saja, tapi juga mengganggu pasokan listrik Kota Palu dan sekitarnya. Daya yang dipasok dari PLTU, menurun akibat dari penutupan saluran air yang mengalir ke kolam penampungan sumber pendingin PLTU Panau.

Manager PLN Area Palu Abbas Saleh kemarin menyampaikan, kondisi saat ini PLTU PJPP mengalami gangguan secara operasional dan daya mampu PLTU menurun. Sehingga, seluruh penyulang 20 Kv yang bersumber dari PLTU mengalami pemadaman sebesar 5 megawatt (MW).

Kata dia, jika kondisi tersebut apabila terus berlanjut sampai pukul 16.00 WITA, maka PLTU PJPP akan padam total. Sehingga sistem akan mengalami pemadaman 10-15 MW. “Mohon maaf atas ketidaknyamanan pelayanan kami,” tutupnya. (who/cr8/fdl)

Tinggalkan Balasan

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.