
PALU – Tiga periode sudah, H Kamil Badrun AR SE MSi memimpin roda organisasi Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) Sulteng. Dalam Musyawarah Provinsi (Musprov) PBSI Sulteng Kamis (28/12) kemarin, seluruh Pengkab/Pengkot kembali mendapuk Kamil sebagai Ketua Umum PBSI Sulteng Periode 2017-2021.
Kamil terpilih aklamasi, setelah seluruh Pengkab/Pengkot sepakat untuk memberikan seluruh dukungan kepada Kamil. Pertanggungjawaban pengurus sebelumnya pun juga diterima tanpa adanya tanggapan dari para peserta Musprov.
Usai menerima seluruh hasil sidang dalam Musprov PBSI Sulteng Tahun 2017, Kamil mengaku sadar, bahwa amanah yang dititipkan seluruh Pengurus Kabupaten/Kota PBSI itu, merupaka amanah bersama dan harus dijaga pula secara bersama-sama. Kelak kata dia, jika keberhasilan dari organisasi ini diraih, maka itu merupakan keberhasilan secara bersama-sama. “Tapi kalau ada kekeliruan, itu semua kembali kepada kekeliruan saya, sebagai pemimpin,” sebut Kamil.
Kebersamaan yang telah lama terbangun antar seluruh anggota maupun pengurus PBSI yang ada saat ini, lanjut dia, dapat terus terbangun hingga kelak. Sebab, dalam bendera PBSI semuanya bersaudara, dan silahturahmi yang sudah terbangun ini, akan semakin erat. “Sehingga kedepan, kita bisa persembahkan karya untuk negeri, untuk daerah, dan untuk wilayah di mana kita bangun hubungan sosial. Dengan kebersamaan dan silahturahim, kita bisa jadi organisasi yang dapat melahirkan atlet-atlet berprestasi di masa akan datang,” ungkap Ketua PBSI Sulteng.
Kedepan kata dia, tugas-tugas PBSI akan semakin berat. Tidak hanya menjalankan roda organisasi semata, namun merawat roda organisasi agar berjalan dengan baik, sesuai dengan tuntutan masyarakat terutama maniak bulu tangkis di daerah ini. Di organisasi ini lah, kata dia, tempat untuk menyumbangsikan diri dan mendedikasikan diri. “Karena kita tidak harap balas jasa dan harap tahta serta harta. Apa yang kita perbuat, harus tulus ikhlas, menyisihkan rezeki, waktu dan pemikiran. Saya yakin lewat Musprov ini, kita lahirkan kepengurusan baru dan lahirkan organisasi yang semakin baik di hari yang akan datang,” tuturnya.
Dia pun mengingatkan, kepada pengurus nantinya, bahwa di PBSI bukan lahan untuk mencari nafkah. Di organisasi ini lah, tempat untuk mendedikasikan diri dan mengabdikan diri, terhadap karya yang dilahirkan. Kamil juga berpesan, kepada para pengurus kabupaten dan kota, agar sekembalinya ke daerah masing-masing, segera membenahi data atlet yang ada di setiap club. “Pengalaman yang terjadi karena buruknya data atlet, mereka (atlet) sudah capek latihan ketika didaftar untuk ikut kejuaraan di luar daerah malah ditolak, ini karena data atlet yang berantakan dan terdaftar di banyak tempat,” tegasnya.
Silahturahmi PBSI di daerah, kata Kamil, juga penting untuk dilakukan bersama pemerintah daerah setempat juga orang tua atlet. Sebab, melahirkan atlet berprestasi, bukan hanya tanggung jawab semata dari PBSI, atau pemerintah daerah maupun orang tua, namun itu merupakan tanggungjawab bersama. “Ini semua tanggungjawab bersama, sehingga harus ada silahturahmi yang baik, sehingga ketika ada masalah financial contohnya ketika atlet ingin berangkat bertanding, bisa tertangani dengan baik,” tuturnya.
Jangan sampai, lanjut dia, ada lagi atlet-atlet yang gagal berangkat bertanding di luar daerah, lantaran terbentur masalah financial. Padahal, jika disadari, para atlet tersebut bertanding, bukan hanya membawa nama diri sendiri, namun membawa harum nama daerah. “Minimal jika tidak mampu bantu duit, bantu lah carikan solusi agar atlet ini bisa berangkat, itu juga seharusnya yang menjadi tanggungjawab pemerintah daerah,” terangnya.
Jika memang tidak ada perhatian dari pemerintah daerah di masing-masing kabupaten/kota, Kamil meminta PBSI di daerah bisa berdikari dan membiarkan atlet mencari daerah lain yang bisa lebih memperhatikan atlet tersebut. “Di mana ada gula di situ ada semut, jadi jangan heran atlet di daerahnya lari ke tempat lain yang lebih memperhatikannya, misalnya atlet kota lari ke Poso,” tandas Kamil. (agg)