PALU-Ketua Bela Negara Sulteng, DB Lubis SH MH, kepada Radar Sulteng menjabarkan soal rencana pengibaran bendera merah putih sepanjang 124 meter di Hari Ulang Tahun (HUT) Kabupaten Poso ke 124, yang akan diperingatrai pada Jumat (1/3).
Dijelaskan Lubis, dalam rangka menindaklanjuti Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2018 tentang Bela Negara, maka hal-hal yang sangat perlu dan wajib untuk kita lakukan adalah sosialisasikan bela begara dari seluruh pelosok negeri dari Sabang samapai Merauke, jangan sampai bangsa ini terpecah, jangan sampai bangsa ini masuk ke dalam wilayah yang tidak bisa dipertanggungjawabkan secara hukum.
“ Kaitan dengan itu maka saya ketua Bela Negara Provinsi Sulawesi Tengah telah bersama-sama dengan bapak Kolonel Inf Ikram Paputungan, dari Kementerian Pertahanan Perwakilan Sulawesi Tengah, yang kemudian akan menjelaskan bagaimana sebenarnya konteks bela negara dan pertahanan negara sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002 dan apa yang mesti kita lakukan, sehingga anak-anak bangsa ini tidak terpecah-pecah dan terkotak-kotak. Yang pasti persatuan dan kesatuan itu wajib kita junjung tinggi, “ jelas DB Lubis, kepada Radar Sulteng, Senin kemarin (25/2).
Sementara itu, Plt Kepala Kantor Kementerian Pertahanan Perwakilan Sulawesi Tengah, Kolonel Inf Ikram Paputungan, menjelaskan, pihaknya bersama-sama menyampaikan rencana kegiatan di 1 Maret 2019, yaitu rencana kegiatan bela negara dengan cara membentangkan bendera merah putih dengan lebar 124 meter.
“Kegiatan ini disebut kegiatan bela negara dengan membentangkan bendera merah putih dengan lebar 124 meter. Akan diarak dari dua sudut atau dua titik di Kota Poso, dimana 124 meter itu adalah simbol dari ulang tahun Kota Poso, “ tutur Ikram Paputungan.
Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2002, dimana setiap warga negara itu wajib untuk sama-sama membela negara, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Bahwa sistem pertahanan kita adalah sistem pertahanan semesta, dengan menyiapkan secara dini komponen-komponen yang sudah dibentuk. Misalnya menghadapi ancaman militer, yang komponen utamanya adalah komponen militer itu sendiri, dan komponen cadangan atau pendukung ini perlu kita siapkan.
“Siapa saja komponennya, yaitu sumber daya manusia, sumber daya alam, sumber daya buatan, dan anak bangsa. Semua itu harus kita siapkan secara dini. Jangan sampai begitu ada permasalahan baru kita bingung apa yang harus kita persiapkan. Untuk itu guna mengobarkan bela negara ini dengan adanya HUT Kabupaten Poso ini merupakan momen yang tepat untuk kita laksanakan aksi bela negara ini, “ tegas Ikram.
Diharapkan, dengan adanya kegiatan ini, masyarakat Poso nantinya yang pernah terjadi kesalahpahaman persaudaraan yang pernah terjadi ini jangan sampai terulang. “Kita bisa perlihatkan kepada masyarakat Poso bahwa persaudaraan, kekeluargaan, jangan sampai mudah dipengaruhi dan digoyahkan hanya karena masalah sepele. Bahwa NKRI itu harga mati. Kita Indonesia memiliki budaya yang beragam merupakan sebuah kekuatan bagi kita semua, “ tandasnya.
Sehingga apa yang dicita-citakan oleh pejuang bangsa dan pendahulu kita dapat tercapai. Mudah-mudahan kegiatan seperti ini dapat berjalan dengan baik, dan berlanjut. Bukan hanya sampai selesai dikegiatan HUT Poso seperti ini saja, tetapi terus berkesinambungan. “Insya Allah besok (hari ini, red) saya akan hadir di Wisma Donggala akan memberikan materi tentang Bela Negara. Juga Pemkab Poso dan pemkab Donggala, akan hadir di kesempatan pemberian materi Bela Negara itu, “ ujar Ikram.
Ditambahkan, Rudy Rompas SH, yang juga ketua panitia kegiatan Bela Negara dan membentangkan bendera merah putih ukuran 124 meter, di hari H HUT Kabupaten Poso, Jumat (1/3) nanti, mengatakan, Pemkab Poso akan menggelar upacara pembukaan, pembentangan bendera merah putih yang didahului dengan parade dari arah Desa Tagolu Tentena yang mengarah ke lapangan Sintuwu Maroso. Kemudian dari arah Mapane yang mengarah ke Kota Poso.
“ Dua titik ini bertemu di lapangan Maroso. Saat itu bendera merah putih ini masuk yang diikuti oleh tiga kecamatan yang melaksanakan upacara HUT Kabupaten Poso, yaitu Kecamatan Poso Kota, Poso Kota Selatan, dan Kecamatan Kota Poso Utara, “paparnya.
Menurut Rudy Rompas, pengibaran bendera itu akan melibatkan sekitar 2.000 hingga 3.000 orang, dimana upacara itu akan diperkuat juga satu iven bernama Poso Turism Carnival.
“ Jadi setelah gelar pembentangan bendera merah putih, dilanjutkan dengan Poso Turism Carnival. Yang diikuti berbagai kota di Indonesia dan kabupaten kota se Sulawesi Tengah. Kota-kota di Indonesia, seperti Jember, Malang, kemudian dari kabupaten dan kota se Sulawesi Tengah. Juga pada malam harinya ditampilkan para artis ibukota yang akan menghibur masyarakat Kota Poso, “ terang Rudy.
Terkait dengan pembentangan bendera, untuk Kabupaten Poso ini merupakan salah satu upaya untuk memperkuat harmoni kekuatan di Kabupaten Poso. Jadi NKRI harga mati. Untuk Kabupaten Poso harmoni sosial itu harus terjadi terus menerus.
“ Kegiatan bela negara ini merupakan momentum bagi pemuda dan pemudi Kabupaten Poso dalam bingkai NKRI. Jadi, pemerintah daerah bapak Bupati dan bapak Wakil Bupati memberikan apresiasi kepada Kepala Pertahanan dan Ketua Bela Negara Sulteng dalam membentangkan bendera merah putih 124 meter, “ pungkas Rudy Rompas.
Diakhir pernyataannya, DB Lubis kembali menegaskan dalam closing statemennya, dari Kabupaten Poso kita ingin memberikan pesan ke seluruh Indoensia, bahwa persatuan dan kesatuan ini sangat mahal harganya. Kita bisa lihat bangsa-bangsa lain yang terpecah, yang kemudian hancur berkeping-keping. Tidak punya power sama sekali karena tidak punya persatuan dan kesatuan.
“Kalau kita tidak menjaga persatuan dan kesatuan dari sekarang maka sangat dikhawatirkan nanti ada bangsa yang hanya disebut Indonesia yang tenggelam di dasar lautan, karena persatuan dan kesatuan terkoyak-koyak. Masyarakat di dalamnya hanya bertengkar dan terus bertengkar. Jangan karena politik, kita terbelah-belah. Maka kita jaga persatuan dan kesatuan ini, sebagai modal dasar dalam pembangunan nasional negara kita, “ tegas DB Lubis.(mch)