DONGGALA-Upacara pembukaan Pendidikan Pembentukan Bintara (Diktukba) Polri gelombang I (satu) tahun 2022, Selasa (8/2). Upacara diikuti oleh 151 siswa yang akan mengikuti pendidikan di Sekolah Polisi Negara (SPN) Polda Sulteng, yang akan dilaksanakan selama lima bulan kedepan.
Kepala Lembaga Pendidikan dan Latihan (Kalemdiklat) Polri, Prof. Rycko Amelza Dahniel, dalam amanat tertulis yang dibacakan oleh Kapolda Sulteng, Irjen Pol Drs Rudy Sufahriadi, mengucapkan selamat kepada seluruh siswa yang telah dinyatakan lulus seleksi dan menjadi peserta didik pada program Diktukba Polri gelombang I Tahun 2022.
“Selamat datang di lembaga pendidikan dan pelatihan Polri, tempat para siswa sekalian akan dididik, ditempa, dan dilatih menjadi insan Tribrata yang professional, bermoral, serta memiliki mental dan integritas yang baik,” terangnya.
Lebih lanjut Kalemdiklat menjelaskan bahwa program Diktukba dan Tamtama Polri pada Tahun Anggaran (TA) 2022 akan diselenggarakan dalam 2 (dua) gelombang dengan lama pendidikan setiap gelombang selama 5 (lima) bulan.
“Adapun gelombang I yang dibuka pada hari ini, diselenggarakan secara serentak di Sepolwan, Pusdik Brimob, dan Pusdik Polair Lemdiklat Polri serta di 29 Sekolah Polisi Negara Polda. Dengan jumlah peserta didik sebanyak 11.175 orang, diantaranya Diktuk Bintara pria sebanyak 10.228 orang dan Diktuk Bintara wanita sebanyak 307 orang.
” Sedangkan Diktuk Tamtama terdiri dari Tamtama Brimob sebanyak 1.614 orang, dan Tamtama Polair sebanyak 140 orang, “ jelasnya.
Kalemdiklat menuturkan, sesuai dengan kebijakan Kapolri dalam transformasi Polri yang presisi, pendidikan menjadi aspek penting dalam mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) Polri yang unggul di era Police 4.0, yang mampu menjawab tantangan kekinian di era digitalisasi serta tuntutan pelayanan masyarakat yang semakin tinggi dari warga.
Oleh karena itu, masih kata Kalemdiklat, pendidikan pembentukan ini menjadi penting karena para bintara dan tamtama merupakan garda terdepan dalam memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat. Kemampuan dan perilaku para bintara dan tamtama dilapangan akan menentukan wajah Polri dan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Polisinya.
“Proses pendidikan yang relatif singkat ini harus dirancang secara baik dan benar, dengan prinsip mengutamakan kualitas dan memberikan porsi yang lebih besar kepada kegiatan praktik kerja lapangan,” pungkasnya.(who)