
PALU – Indeks Tendensi Konsumen (ITK), merupakan indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK adalah indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.
BPS Sulawesi Tengah merilis, ITK di Sulteng pada triwulan IV-2016 tercatat sebesar 103,06, lebih rendah dibanding ITK periode triwulan III-2016. Angka ITK ini menggambarkan bahwa masyarakat menilai kinerja ekonomi pada triwulan IV-2016 mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Meski demikian, tingkat optimisme konsumen pada triwulan IV-2016 tidak setinggi triwulan sebelumnya.
“Kondisi ini terutama disebabkan adanya beberapa momen yang menyebabkan konsumsi masyarakat lebih tinggi di triwulan III-2016. Ini karena pengaruh dari hari raya Idul Fitri pada bulan Juli 2016 dan Idul Adha pada September 2016,” ungkap Sarmiati, selaku Kepala Bidang Statistik Sosial BPS Sulteng, Senin (6/2) lalu.
Lanjutnya, faktor lain yang berpengaruh terhadap melemahnya ITK pada triwulan IV-2016, yaitu indeks pengaruh inflasi terhadap total pengeluaran rumah tangga sebesar 97,09. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan dengan nilai pada indeks triwulan sebelumnya yang sebesar 99,45.
Berbeda dengan kedua komponen sebelumnya, untuk komponen pendapatan justru mengalami peningkatan menjadi 104,97 di triwulan IV-2016 dari triwulan III-2016 yang sebesar 101,95. Jika ditelusuri lebih jauh, indeks volume/ frekuensi konsumsi rumah tangga yang mengalami penurunan pada triwulan IV-2016 menjadi sebesar 106,06 dari 116,97 pada triwulan III-2016. Disebabkan oleh turunnya indeks konsumsi baik kelompok makanan maupun bukan makanan.
Indeks konsumsi makanan mengalami penurunan menjadi 112,20 pada triwulan IV-2016 dari triwulan III-2016 yang sebesar 127,42. Penurunan pada kelompok makanan didorong oleh penurunan indeks semua kelompok makanan, baik bahan makanan maupun makanan jadi. Sementara itu, hal yang sama juga terjadi pada indeks konsumsi non makanan dimana mengalami penurunan menjadi 104,31 pada triwulan IV-2016 dari 113,99 pada triwulan III-2016.
“Penurunan ini terjadi di semua indeks kelompok non makanan,” jelasnya.
Perkembangan indeks konsumsi makanan dan bukan makanan di Sulteng sejak triwulan I-2014 sampai dengan triwulan IV-2016 mengalami fluktuasi dengan kecenderungan mengalami peningkatan . Penurunan yang cukup drastis dari kedua komponen ini sempat terjadi pada triwulan I-2015 . Kemudian, kembali meningkat pada triwulan berikutnya. Pada kelompok makanan, indeks tertinggi terjadi pada triwulan II-2016 dengan nilai sebesar 132,10. Adapun kelompok bukan makanan nilai indeks tertinggi terjadi pada triwulan III-2016 yaitu sebesar 113,99.
Perkiraan Indeks Tendensi Konsumen (ITK) Sulawesi Tengah pada triwulan I-2017 sebesar 110,14, lebih tinggi dibanding triwulan IV-2016. “Ini artinya bahwa kondisi ekonomi konsumen diperkirakan akan meningkat pada triwulan I-2017 , dengan optimisme yang lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan IV-2016,” jelas Sarmiati.
Peningkatan ITK ini dipicu oleh perkiraan meningkatnya indeks pendapatan rumah tangga menjadi 107,29. Selain itu, indeks rencana pembelian barang tanah lama, rekreasi, dan pesta/hajatan juga meningkat menjadi 115,13. (ars)